Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bimbang....

20 November 2023   16:10 Diperbarui: 20 November 2023   16:16 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

httpspixabay.comidvectorskepala-manusia-otak-bingung-2147328
httpspixabay.comidvectorskepala-manusia-otak-bingung-2147328

Persis seperti yang tertulis. Dan sisa kayu itu dikerjakannya menjadi allah, menjadi patung sembahannya; ia sujud kepadanya, ia menyembah dan berdoa kepadanya, katanya : Tolonglah aku, sebab engkaulah allahku. Tetapi apakah itu bisa menjadikannya sebagai jalan keluar ? Sedangkan kita seringkali meminta solusinya secara instan.

Sebuah penggambaran yang tepat, ketika hidup kita sudah mulai serong kanan, serong kiri. Apapun yang dilakukan saat mendua hati alias hidup dalam ke-bimbang-an, seakan itulah yang akan menjadi dewa penolong. Bukan tidak mungkin hari-hari inipun kita sedang diperhadapkan dengan pilihan yang sulit. Hanya sejauh manakah kita bisa mempertahankan iman kita kepada Tuhan Semesta Alam.

httpspixabay.comidvectorspanah-peretasan-pertumbuhan-7558940
httpspixabay.comidvectorspanah-peretasan-pertumbuhan-7558940

Karena saat kita dibuat sibuk dengan persoalan yang menghadang di depan mata, dirasakan oleh hati dan dikacaukan dalam pikiran, mau pilih yang mana ? Orang yang sibuk dengan abu belaka, disesatkan oleh hatinya yang tertipu; ia tidak dapat menyelamatkan jiwanya atau mengatakan : Bukankah dusta yang menjadi peganganku ?

Sebuah pertanyaan mendadak muncul. Bagaimana kita dapat mengelola hidup kita, khususnya mengelola iman kita sepanjang mengiring Sang Khalik. Sehingga jangan sampai kita terjebak, bahkan terjatuh kedua kalinya dalam pusaran masalah yang sedang kita hadapi. Tiba-tiba isteri sudah berdiri di depan penulis, sambil berkata, kata dokter tidak perlu mondok. Begitu lah hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun