Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bimbang....

20 November 2023   16:10 Diperbarui: 20 November 2023   16:16 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpspixabay.comidvectorsdemam-suhu-panas-termometer-1300516

Tidak ada yang pernah menduga sebelumnya, karena katanya sedetik kemudian kita tidak pernah tahu kehidupan kita mau kemana. Dan tidak ada yang menduga juga kalau tempat tinggal penulis dengan suasana yang adem dengan dikelilingi pohon-pohon pinus mendadak menjadi gerah. Bukan karena terik matahari yang menyengat. Karena kejadiannya juga di pagi hari. Tidak juga panas karena api yang membakar.

Hari belum menginjak pukul lima pagi di hari Rabu minggu kemarin. Penulis sedang mempersiapkan segala sesuatu buat berjaga-jaga, karena isteri sudah ketiga kalinya di malam ini, mendadak badannya menggigil hebat disertai panas tubuh mendekati angka tiga puluh sembilan derajat Celsius. Pakaian dan peralatan mandi sudah masuk tas buat persiapan, siapa tahu langsung disuruh mondok di rumah sakit yang bisa menggunakan fasilitas Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang disingkat sesingkat-singkatnya menjadi BPJS.

httpspixabay.comidvectorsdemam-suhu-panas-termometer-1300516
httpspixabay.comidvectorsdemam-suhu-panas-termometer-1300516

Persiapan selesai. Sambil menunggu isteri berganti baju, penulis beranjak ke depan rumah. Maksud hati mau memanaskan mobil tua dahulu buat antar ke rumah sakit. Tetapi alangkah kagetnya, ketika membuka pintu depan rumah, di depan rumah tetangga sebelah sudah banyak orang, yang tidak penulis kenal. Badannya tegap-tegap, dan satu dua orang berseragam polisi. Mencoba mencari tahu kepada tetangga yang kebetulan bertugas sebagai Babinkamtibmas, tidak beroleh hasil yang maksimal.

Mengemudikan mobil di tengah kepadatan lalu lintas di pagi hari di hari kerja ke sebuah rumah sakit dengan kondisi isteri yang menggigil, adalah sesuatu sekali. Beberapa kali mencoba fokus karena berganti pikiran dan realtita di depan mata, membuat konsentrasi buyar. Kembali penulis mencoba berpikir keras maksud kata-kata singkat yang diucapkan tetangga tadi. Seingat penulis ada disebut te er. Itu saja yang penulis ingat.

Sambil menunggu hasil diagnosa dokter dan berharap isteri jangan sampai mondok, penulis mencoba membuka ha-pe sambil mencari berita-berita terbaru. Dan alangkah kagetnya penulis ketika membaca berita dari sebuah sumber. Ternyata kejadian tadi pagi di sebelah rumah, adalah penangkapan dan penggeledahan seorang yang diduga termasuk jaringan teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah. Sungguh amat sangat mengagetkan dan tidak diduga sama sekali.

 

httpspixabay.comidvectorsberita-online-informasi-smartphone-8245491
httpspixabay.comidvectorsberita-online-informasi-smartphone-8245491

Memang kadangkala tanpa sadar mungkin kita pernah mengalami dan menjalani suatu proses kehidupan yang bisa jadi berlawanan saat dalam koridor keimanan kepada Sang Khalik. Dan biasanya ini terjadi saat kita mengalami masalah yang rasanya terus menerus seolah tanpa ada jalan keluar, sekalipun kita sudah berdoa dan meminta pertolongan Tuhan. Atau bisa juga karena bujuk rayu dan iming-iming akan tatanan kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Bisa jadi.

Dan sebuah penggambaran yang tertulis cukuplah mengena. Dan kayunya menjadi kayu api bagi manusia, yang memakainya untuk memanaskan diri; lagipula ia menyalakannya untuk membakar roti. Tetapi juga ia membuatnya menjadi allah lalu menyembah kepadanya. Ia mengerjakannnya menjadi patung lalu sujud kepadanya.

Memang mendua hati di dalam kebimbangan seringkali dibuat tanpa sadar. Entah saat kita sedang didera sakit penyakit yang tidak kunjung sembuh, lalu meminta pertolongan dukun. Entah juga karena tekanan ekonomi yang menghimpit, lalu mengandalkan hutang, paylater atau pinjol sebagai jalan keluar. Entah juga tekanan pekerjaan yang keras, lalu lari ke dugem, minuman keras, narkoba. Dan seabreg masalah lain yang akhirnya menjurus ke hal yang negatip. Berharapnya semua yang dijalani bisa memberikan ketenangan batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun