Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Permainan....

17 Oktober 2023   15:55 Diperbarui: 17 Oktober 2023   16:03 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

httpspixabay.comidphotosanak-anak-sungai-mandi-1822704
httpspixabay.comidphotosanak-anak-sungai-mandi-1822704

Ketika sebuah permainan di area sosial berubah dan membuat serta menjadikan kita acuh dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, bisa dibayangkan juga bagaimana hebatnya perilaku permainan individual ini terhadap hubungan kita selanjutnya dengan Sang Khalik. Karena sekelebat ini bisa menjadikannya berhala. Mungkin kita masih berkelit, ponsel contohnya. Itu sebuah alat yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Tanpa ponsel ibarat makan sayur tanpa garam. Tetapi sebenarnya di sinilah ketergantungan itu terjadi.

Tetapi tidakkah kita sadar bahwa itu adalah salah satu cara kerja oknum yang dapat menjauhkan kita dari rasa Iman dan Kasih dan terlebih menjauhkan kita dari Sang Pencipta ? Jangan berpikir bahwa yang namanya berhala adalah patung atau sejenisnya. Segala sesuatu yang bisa mengambil alih kehidupan kita dari Kasih Tuhan Semesta Alam, sehingga kita menjadi bergantung kepada sesuatu, itulah berhala ! Dan tentu saja ibarat syair lagu. Ketika itu dengan kukuh dipertahankan, kita sedang mendua hati dengan Tuhan.

httpspixabay.comidphotoskermit-tidak-mendengar-tidak-melihat-2687975
httpspixabay.comidphotoskermit-tidak-mendengar-tidak-melihat-2687975

Beda koki , beda masakan, Beda generasi beda racikan. Tetapi sampai dimanakah kita menyadari posisi kita sekarang. Masihkah kita mau hidup bersosialisasi atau hidup dengan mementingkan hidup sendiri dengan tetap beragumen bahwa itulah kehidupan masa kini ? Seperti kata-kata bijak yang tertulis. Bertobatlah dan berpalinglah dari berhala-berhalamu dan palingkanlah mukamu dari segala perbuatan-perbuatanmu yang keji. Mendekatlah kepada Tuhan, dan Tuhan akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa ! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati !. Tanpa sadar sudah terdengar suara orang tua anak-anak di depan rumah yang memanggil mereka segera pulang. Berakhirlah permainan. Begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun