Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doa

13 Oktober 2023   14:05 Diperbarui: 13 Oktober 2023   14:11 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh merasa beruntung sebagai manusia pensiunan masa kini, masih ada kawan-kawan yang mau bergaul dengan penulis sampai saat ini. Tidak hanya yang setara sesama pensiunan, tetapi ada juga dari kalangan pengusaha yang beretnis Tionghoa, dan ada juga pengusaha yang dari luar pulau Jawa. Dan bukan suatu kebetulan juga kalau semuanya sudah ditinggalkan anak-anaknya merantau ke kota lain. Jadi rasanya komunitas ini malah seperti keluarga besar.

Dan saking dekatnya hubungan kami, sehingga setiap ada permasalahan yang terjadi di lingkungan usaha maupun lingkungan keluarga masing-masing sudah menjadi kebiasaan untuk bisa dipecahkan bersama. Tidak detail memang, tetapi setidaknya ada rasa berkurang bebannya setelah bertukar pikir diantara kami. Jadi tidak melulu hahahehe saja. Pertemuan yang bisa dibilang rutin ini, biasanya diakhiri dengan saling menguatkan dan kalau perlu saling mendoakan.

  

httpspixabay.comidusersanemone123-2637160
httpspixabay.comidusersanemone123-2637160

Sedikit menyimak ke belakang. Ada satu kebiasaan dalam keluarga penulis yang masih berlaku sejak anak-anak masih sekolah sampai saat ini. Saat itu kalau anak-anak mau ulangan ataupun ujian mereka selalu minta didoakan penulis sesaat sebelum berangkat sekolah, baik langsung ataupun lewat telepon kalau penulis sedang dinas di luar kota. Semenjak mereka sekolah dasar sampai saat ini mereka sudah menikah dan bekerja, di saat-saat tertentu mereka telepon minta didoakan oleh penulis kalau ada masalah.  Anak-anak katakan rasanya lebih ayem dan ada semangat kalau abis didoakan penulis dan isteri.

Bukan maksud memuji diri di atas telapak kaki sendiri. Tetapi lewat kebiasaan tersebut di atas, penulis sebagai orangtua memberikan contoh kecil dan berharap anak-anak juga bisa mempraktekkannya di dalam keluarga mereka kelak di kemudian hari. Seperti layaknya model multi level marketing yang sempat berjaya dulu. Sebaliknya, tidak harus selalu kami orangtua yang memberkati anak-anak, tidak ada salahnya anak-anak pun dilibatkan untuk memberkati orangtua lewat doa-doa mereka.

httpswww.pexels.comid-idfototangan-cinta-orang-orang-telapak-tangan-4630670
httpswww.pexels.comid-idfototangan-cinta-orang-orang-telapak-tangan-4630670

Sampai saat inipun, pada momen-momen tertentu, anak-anak tidak sungkan untuk mendoakan kami selaku orang tua mereka, terlebih kalau mendengar kami berdua sedang sakit. Memang tidak dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi. Sama halnya gambaran tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.

Hanya, kadangkala penulis merasa tidak habis pikir, kalau berjumpa dengan keluarga yang hidupnya mandiri. Semuanya serba sendiri. Bapaknya sibuk urusan kerjaan sendiri, ibunya sibuk dengan urusannya sendiri, lebih-lebih anak-anaknya. Saking mandirinya, si anak begitu pulang sekolah, langsung masuk ke kamarnya masing-masing. Jadi komunikasinya kapan ? Hanya lewat handphone. Ini pernah penulis jumpai keluarga yang punya model gaya hidup seperti ini.

Bahkan suatu saat pernah terjadi, salah satu anaknya mau wisuda besok hari yang kuliahnya berada di luar kota, kedua orangtuanya sama sekali tidak mengerti. Si anak tidak mau memberi tahu momen yang penting ini ke kedua orang tuanya. Berasa sudah cukup dia sendiri yang menghadapi. Sampai akhirnya kedua orangtuanya beroleh kabar dari sahabat anaknya, yang memberi tahu kalau anaknya akan diwisuda besok. Sebagai orang tua rasanya gimana ya, kalau tiba-tiba mendapat perlakuan seperti itu sama anaknya.

httpspixabay.comidphotosjumbai-topi-wisuda-topi-lulusan-6285329
httpspixabay.comidphotosjumbai-topi-wisuda-topi-lulusan-6285329

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun