Sebuah pembuktian lewat cerita group ibu-ibu di WhatsApp juga, bagaimana anak-anak muda sekarang , ketika memasuki dunia kerja dan tidak sesuai dengan ekspektasinya, maka akan segera hengkang dari tempat bekerjanya. Sekalipun sebelumnya sudah bersaing dengan kompetitornya. Belum lagi menghadapi tugas-tugas yang diberikan pimpinan kepadanya. Pendeknya kalau tidak sesuai dengan pola pikirnya, maka tugas itu akan dibiarkan. Sebuah tindakan pelecehan sebetulnya, yang sekali lagi dibungkus dengan daun pisang yang bertuliskan kalah sebelum perang.
Saat Musa diutus Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari Tanah Mesir, Musa pun punya alasan untuk sebisanya menghindar dari perintah Tuhan. Bahkan saking malasnya, Musa ajukan beberapa alasan agar terhindar dari perintah Tuhan. Sampai akhirnya Tuhan murka. Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Musa dan IA berfirman: Bukankah disitu Harun, orang Lewi itu, kakakmu ? AKU tahu bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersuka cita dalam hatinya
Dalam keseharian seringkali memang sebisanya tanpa sadar kita menghindari tugas-tugas yang dirasakan berat. Dulu, saat angkatan generasi penulis mulai bekerja, rasanya apa yang ditugaskan kepada kita oleh atasan kita, sepertinya tidak ada kata penolakan atau tawar menawar. Tetapi beda generasi yang sekarang. Saat diberikan tugas oleh atasan, sudah langsung berkata, itu bukan bidang saya. Jadi cari orang lain saja. Ini Fakta. Masih mending generasi pengantara. Saat diberi tugas, masih bisa menjawab, coba saya lihat dulu, kalau bisa saya kerjakan, kalau gak bisa cari orang lain saja. Ini juga bukti nyata yang ada di lapangan.
Singkat cerita, saat menjalani hidup dengan iman yang teguh dihadapan Sang Khalik, sejauh manakah kita akan menjawab perintah Tuhan Semesta Alam yang ditujukan kepada kita. Menolak mentah-mentah, menolak dengan sejuta alasan, menerima dengan syarat atau menerima dengan lapang dada ? Seperti diingatkan dari kata-kata bijak. Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H