Mungkin tanpa sadar kita pernah mengalami dan melakukan keduanya dalam perjalanan kehidupan ini. Benar begitu ? Sungguh sangat menarik ketika fakta tertera dalam kitab kehidupan yang pernah terjalani. Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan Tuhan sambil berkata: Siapakah aku ini ya, Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini ?
Memang, pada kesehariannya ketika sedang berkomunikasi dengan Sang Khalik, tanpa sadar yang sering terucap dan terlontar adalah segudang permasalahan yang sedang kita hadapi. Entah dengan sikap yang bangga ataupun dengan sikap yang sombong. Jarang, bahkan mungkin tidak pernah menyatakan keberadaan kita sampai saat ini adalah karena Kasih Anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Malah bisa juga ucapan rasa syukur kita tidak murni keluar dari lubuk hati yang paling dalam, karena sudah keburu tertimpa dengan segudang permasalahan yang lain, seiring berjalannya waktu yang demikian cepat dan cepat.Benar ?
Jadi kembali ke laptop. Rasanya penting untuk diingat kalau rasa bangga sebaiknya juga diimbangi dengan rasa rendah hati dan empati terhadap orang lain, agar ujung-ujungnya tidak menjadi sombong dan meremehkan orang lain. Karena sekali lagi, sikap sombong yang  timbul bisa merusak hubungan sosial dan tentu saja menghambat pertumbuhan pribadi seseorang.
Sebaliknya. Sikap renfah hati, empati yang timbul dan kerendahan hati akan sering dihargai di dalam lingkungan masyarakat karena seyogyanya ini dapat menciptakan hubungan antar sesama yang lebih positif dan saling menghormati dengan orang lain.
Tiba-tiba jadi teringat kata bijak.Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H