Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tertimpa....

7 Juni 2023   15:20 Diperbarui: 7 Juni 2023   15:22 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang penulis tulis dua hari berturut-turut, sepertinya menjadi suatu rangkaian yang tidak dipisahkan. Dari tulisan Sepasang Mata dan berlanjut ke Perjalanan. Dan dari kelanjutan yang saat ini, sepertinya sah-sah saja layaknya apa kata pepatah. Sudah jatuh tertimpa tangga. Apa benar demikian ? Sebab jadi sebuah tanda tanya, tangga siapa yang iseng menimpa kami ?

Mungkin tidak terjadi di bengkel lain, sebut saja begitu. Karena proses pembongkaran untuk turun mesin yang dimulai sejak pagi hari di hari Senin tanggal lima Juni, yang dilakukan oleh dua orang tenaga teknisi sudah tuntas di sore harinya. Bahkan tindakan observasi dan diagnosis sudah bisa rampung pada sore harinya.

httpspixabay.comidphotosmobil-vw-kumbang-serangga-2695507
httpspixabay.comidphotosmobil-vw-kumbang-serangga-2695507

Hari Selasa pagi ketika penulis datang kembali, rasanya cukup kaget juga. Karena mesin mobil sudah bertengger di tempatnya semula. Rasanya cukup cekatan juga tindakan teknisi bongkar turun mesin dan dikembalikan ke posisi semula hanya dikerjakan dalam waktu satu kali dua puluh empat jam. Mungkin sebagai pembanding, kalau ini dikerjakan di dealer, bisa memakan waktu seminggu sampai dua minggu.

Sambil menunggu evaluasi mesin yang terus dinyalakan dan menunggu waktu yang tepat untuk test drive di jalan tol, kami sempatkan minum kopi dan berbincang bareng si bos bengkel dan dua pelanggan yang mobilnya harus masuk perawatan karena kasus yang hampir sama dengan mobil penulis.

Bukan seperti emak-emak dalam serial the power of emak-emak yang renyah dalam gossip antar tetangga dan antar waktu. Apa yang kami bicarakan tidak lebih dari faktor penuaan berbagai merk kendaraan yang menjadi tunggangan masing-masing dan faktor penuaan pada tubuh yang berjalan dimakan usia.

pexels-mark-vegera-1089425
pexels-mark-vegera-1089425

Ada seorang bapak yang dengan antusiasnya bercerita bagaimana rajinnya dia selalu rutin cek tensi, cek kolesterol, cek asam urat, cek gula darah. Bapak yang lain merespon dengan menunjukkan kegetolannya mengkonsumsi herbal, sebagai penetral berbagai keluhan itu. Tidak salah memang, kalau kemudian pembicaraan berbelok ke arah tikungan yang tajam. Mulai membandingkan biaya dokter, BPJS, bahkan cara penanganan yang dirasakan ada pembedaan, antara orang yang berduit atau pensiunan.

Menjadi bahan yang makin menggelitik buat materi pembicaraan seperti yang tidak kunjung habis, sekalipun kopi sudah dituang untuk kedua kalinya. Karena seringkali kita sibuk dengan kondisi tubuh yang perlu perawatan dengan melakukan cek sana cek sini. Tetapi seiring berjalannya usia yang makin melaju ke arah Sang Khalik, apakah kita sering cek hati kita yang bisa jadi luput dari pantauan alat-alat kedokteran ?

pexels-karolina-grabowska-7269673
pexels-karolina-grabowska-7269673

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun