Dengan pecaya diri dan dengan sikap rendah hati mereka berdua mengunjungi pasien Covid-19 yang terbaring lemah sambil memegang tubuh pasien. Bahkan dengan beraninya mereka berdua berbicara dengan pasien sambil mendekatkan mulut mereka ke tubuh pasien covid tersebut, tanpa menggunakan masker. Akibatnya ? Fatal ! Beberapa hari kemudian mereka berdua yang tidak percaya akan adanya virus ini, justru meninggal karena covid itu sendiri. Apakah ini sebuah pertunjukkan gratis tentang ke-pede-an ?
Jadi sejujurnya, ada rasa ke-pede-an yang seringkali timbul tenggelam dalam perjalanan mengarungi hidup ini. Apalagi kalau sudah berbicara dengan landasan ke imanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ini malah seperti terbang di awang-awang. Dan karena merasa Tuhan Sang Pencipta memback up dirinya, mereka jadi ke-pede-an, dengan menganggap orang lain di sekitarnya tidak setara dengannya.
Kalau sudah seperti ini, bukankah ini sebuah kesombongan yang terselubung ? Tanpa menyadari dengan sungguh, bahwa tahapan selanjutnya adalah meremehkan orang lain. Jadi lengkap sudah. Percaya Diri, Kesombongan dan Meremehkan. Ujung-ujungnyanya bisa ditebak. Seperti sebuah kalimat bermakna yang menetralkan warna hidup. Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, kamu berbuat baik. Tanpa perlu ke-pede-an. Begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H