Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kekuatiran....

25 Maret 2023   10:45 Diperbarui: 25 Maret 2023   12:02 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya sudah lama tidak mendengar peribahasa ini, digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang. Mungkin terakhir kali saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Dan ketika situasi di sekeliling kita mengalami perubahan yang begitu cepat, terlebih setelah pandemi menghantam negeri ini, kayaknya peribahasa ini menjadi sesuatu yang gimana gitu.

Mungkin ada yang lupa artinya apa ? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peribahasa digenggam takut mati, dilepaskan takut terbang, diartikan sebagai sesuatu yanng menimbulkan rasa gelisah, kuatir, atau kacau balau. Memang rasa kuatir ataupun kekuatiran seringkali datang menyergap diri kita dan bisa terjadi di setiap saat di setiap lini kehidupan. Bahkan saat kita sedang dalam kondisi baik-baik saja, ataupun sedang merayakan pesta, bisa terjadi datang rasa kuatir secara tiba-tiba.

Barusan semalam penulis ngobrol dengan kawan-kawan yang rata-rata pengusaha. Mereka yang kebetulan bukan pengusaha yang berkecimpung di kuliner atau perhotelan, masih merasakan dampak berkelanjutan yang diakibatkan dari pandemi dua tahun kemarin. Perdagangan masih lesu karena akibat belum bangkitnya perekonomian masyarakat secara penuh. Dan buntutnya mereka merasa suatu kekuatiran untuk perkembangan usaha ke depannya.

pexels-andrea-piacquadio-3752834
pexels-andrea-piacquadio-3752834

Apalagi ada contoh di depan mata. Seorang pengusaha angkutan darat, sampai bangkrut habis-habisan. Bahkan seperti yang diberitakan di media beberapa waktu belakangan ini, ada beberapa perusahaan besar yang mulai melakukan Pemutusan Hubungan Kerja besar-besaran. Apakah ini tidak juga menimbulkan suatu kekuatiran baru di level bawah ?

Atau mungkin timbul kekuatiran lain yang bisa dialami seseorang dengan yang lain dengan kadar yang berbeda-beda. Bisa kuatir karena tidak bisa bayar cicilan tepat waktu, atau kuatir karena sakit penyakitnya tidak kunjung sembuh. Sebuah kekuatiran yang timbul bisa jadi, akibat kesalahan dari perbuatan kita sendiri. Mungkin juga ada kekuatiran dan ketakutan akan datangnya kematian.

pexels-mike-b-116909
pexels-mike-b-116909

Jadi teringat masa kecil anak-anak kami. Ada terbersit kekuatiran, apakah mereka bisa sekolah sesuai dengan cita-cita mereka. Mengingat penghasilan orangtua hanya sebagai Pegawai Negeri Sipil pada jaman itu, dan tidak bisa mengerjakan usaha sampingan. Karena memang tidak ada talenta dagang.

Bahkan kemudian timbul suatu kekuatiran tentang masa depan kami setelah pensiun. Dengan pendapatan dari hasil pensiun apakah bisa mencukupi kebutuhan setiap bulan. Belum lagi ada timbul kekuatiran tentang masa depan anak-anak yang mulai membangun rumah tangga. Apakah ke depannya mereka masih memperhatikan kami. Rasanya kalau dipikir-dipikir ini sebuah kekuatiran dan ketakutan yang sebetulnya tidak cukup beralasan. Karena ini sebuah kekuatiran yang dikembangkan dari akal pikiran kita sendiri.

pexels-pixabay-357159
pexels-pixabay-357159

Apapun masalah yang dihadapi setiap kita, yang bisa menimbulkan rasa kuatir di setiap saat. Yang menjadi pertanyaan, apakah kekuatiran itu bisa mengubah segala sesuatunya ? Maksudnya begini, misal kita mengalami kekuatiran akan jodoh anak kita, karena sudah cukup umur, tetapi belum menemukan pasangannya. Timbul rasa kuatir yang berlebihan yang mengakibatkan kita jatuh sakit. Apakah kemudian karena kekuatiran kita itu, menjadikan datangnya jodoh anak kita saat itu juga ? Jadi teringat sebuah kalimat bermakna. Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya ?

Kembali ke dalam perspektif iman yang masing-masing kita pegang teguh kepada Sang Khalik. Ketika sudah mempercayakan hidup kita ke dalam iman percaya kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta, tetapi masih ada keraguan bahkan kekuatiran dalam menjalani hidup ini, itu sama saja artinya, kalau kita tidak memberikan hak otoritas kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang memegang kendali atas hidup kita. Percaya tapi koq masih kuatir ? Gimana ? Benar ?

pexels-boom-💥-12585832
pexels-boom-💥-12585832

Memang rasa kuatir bisa hinggap pada siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Karena itu serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-NYA, sebab Tuhan yang memelihara kamu. Jadi masih mau mengembangkan rasa kuatir secara berlebihan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun