Sebetulnya iseng saja kalau semalam buka youtube dan menyaksikan pertunjukan matador melawan banteng yang badannya cukup besar dan berbobot. Ada beberapa pertunjukan yang sempat teramati dari hasil keisengan. Menarik ? Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul dari benak pikiran. Tentunya akan terjawab dari sudut pandang mana posisi kita melihatnya.
 Â
Dan mungkin kita semua sudah pernah menonton pertunjukan matador melawan banteng, sekalipun hanya lewat layar televisi. Memang, ada pertanyaan menggelitik kalau lihat pertarungan matador lawan banteng. Sebetulnya yang punya nyali keberanian itu matadornya atau bantengnya ? Matador yang notabene sosok manusia yang diciptakan Tuhan untuk punya hati yang penuh kasih, bisa berubah menjadi seorang petarung dengan naluri membunuh. Begitu juga sang banteng, yang kehidupannya dengan naluri ke-binatang-annya berubah menjadi pemburu untuk menaklukan manusia yang mengusiknya. Jadi yang berani itu siapa ?
Dari sumber Wikipedia, matador diartikan secara harafiah berarti pembunuh, yang tidak lain adalah seorang Torero yang sangat ahli di dalam pertarungan melawan banteng. Jadi Torero adalah pelaku utama dalam pertunukan pertarungan manusia melawan banteng di Negara Spanyol dan juga negara-negara berbahasa Spanyol lainnya.
Seperti halnya perjalanan hidup kita yang majemuk. Tanpa kita sadari, kita hidup dengan tingkat keberanian yang berbeda-beda saat menghadapi segala sesuatu yang mengancam hidup kita. Ada yang punya nyali gede, ada pula yang punya nyali kecil. Bahkan seorang Kapten kapal yang notabene seorang pelaut handal, seperti almarhum mertua penulis. Ketika berhadap dengan seekor cecak nyalinya malah menjadi kecil. Ini fakta.
Sebaliknya seperti kejadian barusan tadi pagi. Sehabis kami berdua belanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional, yang sudah mulai sesak karena banyak pengunjung yang menfaatkan hari libur dan juga menyambut bulan Ramadhan, kami sempatkan mampir di warung soto Semarang. Suasana warung sotopun penuh, karena mungkin memanfaatkan sarapan terakhir sebelum menjalani puasa esok hari.
Yang menjadi menarik adalah sebuah kejadian di sebelah meja kami berada. Sebuah keluarga terdiri dari bapak, ibu dan dua anaknya yang sedang menikmati soto dan gorengan serta sate ayamnya. Jadi menariknya apa ? Ternyata, setelah selesai mereka makan, satu per satu mereka pergi ke dalam mobil yang parkir di halaman warung soto, tanpa membayar sepersepun di kasir. Kebetulan meja kasir berhadapan dengan tempat duduk kami berdua. Jadi semua pergerakan penikmat soto bisa termonitor.
Inikah yang disebut arti keberanian atas nama nyali yang gede, yang dengan berani mempertaruhkan harkat dan martabat pribadi dan keluarga ? Bukan lagi bicara keberanian seperti matador atau bantengnya yang mengandalkan fisik yang kuat, teknik dan strategi. Â Tetapi saat kita berhadapan dengan kehidupan rohani kita. Seberapa besarkah keberanian kita memasuki fase ke dalam keimanan kepada Sang Khalik ?.
 Dengan kata lain untuk memasuki tahapan-tahapan ini kita perlu minta kekuatan dari Tuhan Semesta Alam. Bukan sekedar berani dalam konteks perkataan dan nyali saja. Tetapi ini sudah lebih dari itu. Mengapa ? Karena saat diperlukan keberanian untuk masuk di dalam ruang kejujuran dan kebenaran dengan mengandalkan landasan keimanan yang kuat, maka sejatinya banteng-banteng nafsu angkara yang ada dalam diri kita dapat terkalahkan tanpa perlu menanggung rasa malu. Bukan begitu ?
Â
Jadi sesungguhnya seperti halnya kejadian di atas, sebuah konteks arti keberanian bisa terjawab. Karena itu marilah kita menghadap Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Jadi apakah keberanian kita itu hanya sebatas yang remeh temeh tanpa berpegangan akan iman dan iman ? Â
Selamat menjalankan Ibadah puasa kepada saudara-saudaraku yang menjalankan. Semoga dimudahkan dan dilancarkan ibadahnya. Mohon maaf lahir dan bathin ya....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H