Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mendominasi.....

11 Maret 2023   10:35 Diperbarui: 11 Maret 2023   11:02 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels-sergio-aguirre-13538872

Sejak penulis diperkenalkan tontonan hiburan film lewat layar kaca televisi hitam putih di sekitar tahun tujuh puluhan sampai sekarang, penulis adalah penyuka film-film kolosal yang terkait dengan kerajaan-kerajaan bangsa-bangsa yang bersejarah. Penulis mencoba menikmati dan menghayati film-film tersebut dari sisi cerita, peran, setting, property, musik, maupun seluruh adegan yang tergambar di film-film tersebut.

Terlebih dengan film yang bersetting masa lalu. Seperti misalnya film Benhur, Troya sampai Indiana Jones. Kadangkala penulis bisa menonton film itu lebih dari dua kali. Dan dari semua film yang bertemakan kolosal, setting dan property sepanjang film yang penulis lihat, acapkali banyak sekali terlihat barang-barang antik, patung-patung atau benda-benda yang mendominasi cerita film tersebut. Dan biasanya itu menjadikan sosok dewa bagi bangsa-bangsa yang dikisahkan dalam film saat itu.

 

Terus terang saja, saat itu penulis tidak memahami, dan hanya berpikir bahwa keberadaan barang-barang antik, patung-patung dan benda-benda yang kadangkala dipertontonkan di film tersebut sebagai bagian dari property. Tetapi terrnyata keberadaan barang antik, patung-patung ataupun benda-benda keramat adalah merupakan bagian kehidupan masa itu dan tatanan yang merujuk sebagai sesembahan bangsa-bangsa pada waktu itu.

pexels-salih-altuntas-9711427
pexels-salih-altuntas-9711427

Sekilas dalam pemikiran bahwa itu adalah berkaitan dengan kepercayaan dan rangkaian adat istiadat yang harus dijunjung tinggi. Tetapi ketika kemudian disejajarkan saat berjalan dalam lorong keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebuah pertanyaan muncul. Karena kalau kita amati, sadar atau tidak sadar keberadaan barang-barang antik, patung-patung dan benda-benda keramat di sekeliling kehidupan kita seringkali mewarnai hidup kita dan ada yang menjadikannya sebagai berhala, alias menomor duakan Sang Khalik. Apakah hanya sebatas itu ?

indiana-jones-2061750_1920
indiana-jones-2061750_1920

Ternyata fakta berbicara juga. Karena sesungguhnya tanpa menyadari ini semua terjadi di sekitar kita. Berhala bangsa-bangsa adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, juga nafas tidak ada dalam mulut mereka. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, semua orang yang percaya kepadanya.

Mantan pimpinan penulis saat masih aktif bekerja, pernah bertahan dengan pendapatnya, bahwa keris yang dimilikinya, bukanlah berhala, melainkan hanya nguri-nguri budaya Jawa. Sekalipun seringkali pimpinan penulis ini berargumen, bahwa kerisnyalah yang membantu keberhasilan hidupnya dan terhindar dari celaka. Jadi kemana pengandalan hidupnya ? Kepada Sang Pencipta Langit dan Bumi ataukah kepada kerisnya ? Apakah Dunia sudah terbalik, seperti judul Sinetron di televisi ?

pexels-pixabay-259027
pexels-pixabay-259027

Bahkan ada juga kawan yang tanpa sadar sudah memberhalakan uang sebagai kekuatannya. Memang benar kalau ada yang mengatakan uang bukan lah segala-galanya. Itu dari sudut pandang orang yang berkuasa atas uang itu sendiri. Tetapi di lain pihak segalanya perlu uang bukan ? Jadi apakah dibenarkan menomor duakan Tuhan ?

Karena pertanyaannya menjadi sederhana. Apakah ada sesuatu yang mendominasi kehidupan kita yang membuat kita memberhalakannya, dan menomor duakan Sang Khalik. Apakah yang mendominasi kehidupan kita, baik itu barang-barang antik, patung-patung,  benda-benda keramat bahkan uang yang diagung-agungkan sudah merancang sedemikian rupa sekaligus membuat tubuh , roh dan jiwa kita ada seperti sekarang ini ?

pexels-sergio-aguirre-13538872
pexels-sergio-aguirre-13538872

Pada situasi seperti ini kembali kita belajar melalui koridor keimanan kepada Yang Maha Kuasa, dimana posisi kita berpijak saat ini. Siapa yang berhak di nomor satukan dalam perjalanan hidup kita. Masih adakah berhala di dalam hidup kita yang membuat kita berpaling dari Tuhan Pencipta Semesta Alam ? Ataukah kita malah ikutan latah menjadi peserta Dunia terbalik ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun