Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sembrono

7 Maret 2023   10:35 Diperbarui: 7 Maret 2023   10:35 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin sudah beberapa orang yang mengalami kejadian seperti ini di jalan. Dan begitu mengagetkannya hingga kadangkala berujung pada celaka. Seperti halnya suatu kali saya dibikin kaget saat sedang mengendarai kendaraan roda empat. Betapa tidak ? Seorang emak-emak mengendarai sepeda motor dengan santainya tanpa tengok kanan kiri, apalagi nengok ke belakang, tiba-tiba memotong jalan pas di depan saya.

Sebelumnya saya sudah berusaha menjaga jarak karena sign yang dinyalakan dari sepeda motor emak-emak tersebut kedip-kedip di sisi kiri. Yang tentu saja semua orang di dunia bisa mengartikan kalau itu artinya dia mau belok kiri. Tetapi apa mau dikata, ternyata emak-emak tersebut malah belok kanan secara tiba-tiba. Jantung ini rasanya mau copot. Beruntung keadaan ini bisa segera terkuasai. Tidak bisa dibayangkan kalau ini berbuntut kecelakaan. Bisa jadi yang dialami saya dialami juga oleh orang lain. Mungkin inilah yang sering dikategorikan sebagai salah satu the Power of Emak-Emak….

Sebagai pengguna jalan kadangkala saya tidak habis pikir bagaimana pengguna jalan tidak bisa membaca atau menggunakan fasilitas rambu jalan yang sudah disediakan oleh Dinas Perhubungan terkait. Kadangkala dalam hati bertanya juga dan berpikir, jangan-jangan surat ijin mengemudinya bodong ? Atau mungkin merasa saat berada di atas kendaraannya, dia lebih berkuasa atas alam semesta di sekitarnya ? Hmmm...

bajaj-7322310
bajaj-7322310

Persis pengalaman yang sama dialami saat berkendara di Jakarta. Begitu hiruk pikuknya lalu lintas, tiba-tiba dari arah sebelah kiri melintas sebuah bajaj yang dengan tiba-tiba menyalip kendaraan kami tanpa permisi. Dan selanjutnya dengan gerakan tanpa dosa, si bajaj ini membuat manuver berbelok arah untuk kemudian berputar arah, persis di depan kendaraan kami. Kembali jantung dibuat deg-degan. Ada keinginan untuk mengumpat dan memaki akan kesembronoan pengemudi bajaj. Tetapi inilah kenyataan yang harus dihadapi. Seperti kata nasehat kawan kami. Pergerakan bajaj itu hanya dia dan Tuhan saja yang tahu. Hmmm...

Persitiwa di atas menjadikan satu refleksi. Karena sebetulnya kejadian-kejadian yang terjadi, sudah ada dalam koridor aturan yang berlaku. Tetapi pada prakteknya seringkali diabaikan dengan tanpa sadar atau pura-pura tidak sadar. Dirikanlah bagimu rambu-rambu jalan, pasanglah bagimu tanda-tanda jalan, perhatikanlah jalan raya baik-baik, yakni jalan yang kau tempuh ! Sebuah tatanan yang seharusnya di tanam dalam-dalam.  

Di satu sisi, kejadian-kejadian tidak terduga saat melintas di jalan raya yang seringkali kita hadapi, itu hanya berkaitan secara jasmani. Entah itu di jalan lingkungan, di jalan pedesaan, di jalan kabupaten, di jalan propinsi bahkan entah itu di jalan tol. Semuanya berpontensi akibat kesembronoan orang lain.

Di sisi yang lain, sama halnya saat melintas dalam arena jalan keimanan kepada Sang Khalik. Banyak kejadian yang tidak terduga, tiba-tiba saja bermanuver di hadapan kita. Hiruk pikuk kesombongan, pelanggaran tata krama, penyelewengan susila, masa bodo dengan Yang Maha Kuasa, dan juga tidak mau mengalah bisa saja kita alami.

Perjalanan dari Semarang ke Salatiga, contohnya sudah jelas. Jalannya jelas, rambunya jelas, tujuannya juga jelas. Tetapi seringkali kita terjebak atau menjebakkan diri dalam pelanggaran di perjalanan. Mungkin kita masuk kategori the Power of Emak-emak, yang merasa tanpa salah menyalakan lampu sign yang keliru. Tanpa menyadari kesembronoannya.

Kalau dalam jasmani saja, pelanggaran lalu lintas ada hukumannya, apalagi pelanggaran dalam perjalanan keimanan kita kepada Sang Pencipta Alam Semesta. Semua kejadian bisa saja kita alami. Sekalipun kita dalam perjalanan yang melenceng, atau dalam perjalanan yang berat bak sedang off road. Tuhan tetap ingatkan akan rambu-rambu-NYA buat kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun