Suatu kali kami sekeluarga mengendarai sebuah mobil setelah selesai bersilaturahmi dengan saudara kami di kota tempe mendoan, Purwokerto. Perjalanan menuju kota Semarang melewati jalan propinsi yang berliku dan berkabut di daerah Wonosobo, membuat mata ini menjadi lebih waspada. Memasuki tol Bawen menuju kota Semarang, hari sudah menjelang sore. Saat itu saya masih sempat melihat jam yang menunjukkan sekitar pukul tiga sore.
Kondisi cuaca di luar cukup panas. Tetapi istri dan anak-anak kami saya lihat tertidur. Mungkin kecapaian karena lamanya perjalanan dan ditambah sejuknya air conditioner mobil. Melewati rest area di sekitar Ungaran, tiba-tiba saja saya berasa sudah di dekat dengan gerbang tol Banyumanik. Sepersekian detik kemudian, saya membuka mata untuk menyiapkan kartu tol. Tetapi apa yang terjadi ? Di depan pandangan saya tidak ada gerbang tol Banyumanik. Yang ada hanya jalan tol dengan kendaraan satu dua di samping dan di belakang saya.
Ini yang disebut microsleep, sebuah kejadian dimana seorang pengemudi kendaraan bermotor mengalami tidur ringan yang hanya terjadi dalam hitungan detik. Kisaran selama lima sampai sepuluh detik. Bersyukur kami semua selamat hingga sampai rumah. Tetapi ini adalah sebuah kejadian yang pernah tidak akan pernah terlupakan dan rasanya masih membekas sampai saat ini.
Memang menempuh perjalanan panjang memerlukan stamina dan fisik yang prima. Dan sepertinya kita berharap dalam perjalanan panjang tidak mengalami hal-hal yang tidak kita inginkan. Sekalipun sebagai orang yang beriman kepada Sang Khalik, senantiasa panjatkan doa sebelum melakukan perjalanan. Entah dekat entah jauh. Tetapi bagaimana kalau perjalanan hidup kita yang kita kemudikan tidak sesuai yang kita harapkan dan kita inginkan ?
Seperti kejadian yang telah lama berselang, saat saya mengemudikan mobil. Saya rasa, saya dalam kondisi sadar, karena baru saja menghindari tutup saluran di tikungan depan Gereja Reformed Rumah Sakit Kariadi di kota Semarang. Tiba-tiba saja saya dikagetkan ada sebuah kendaraan yang sudah tepat di depan mobil saya. Injakan rem saya tidak cukup untuk menghentikan mobil saya. Derrr…!!
Mobil saya menabrak mobil yang ada di depan. Pikiran saya bekerja, sambil dalam hati bertanya, apakah saya tertidur sampai sepersekian detik hilang kesadaran ? Apakah saya mengalami microsleep lagi ? Rasanya tidak. Apakah tadi saya lupa berdoa ? Tidak juga. Karena setiap kali masuk mobil saya tak pernah lupa panjatkan doa mohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kadangkala dalam menjalani perjalanan hidup kita sebagai orang yang sudah memiliki keimanan, Tuhan bisa ijinkan hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi dalam kehidupan kita. Padahal rencana sudah matang kita susun. Anggaran juga sudah siap. Semua apa yang dibutuhkan juga sudah tersedia. Tetapi pada proses pelaksanannya ada saja kendala yang di luar pemikiran kita.
Sebuah pertanyaan seringkali diajukan kepada Sang Pencipta pada saat kita terjebak dalam sebuah permasalahan yang tidak sesuai dengan yang diimpikan. Jika Tuhan menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami ? Dimanakah segala perbuatan-perbuatan-NYA yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami, kepada kami.
Pada saat seperti itu, apakah yang kita rasakan ? Bisa saja sekelebatan waktu kita berpikir secara rasional. Rasanya Tuhan tidak adil dengan cara membuang dan menyerahkan kita kepada sebuah persoalan besar, tanpa mau menolong kita lagi. Apakah benar begitu ?
Sebuah pemahaman dalam berpegang dengan keyakinan keimanan yang kuat kepada Sang Khalik, yang sesungguhnya senantiasa menguatkan hati kita, dengan cara-NYA. Dengan begitu, rasanya perjalanan hidup yang penuh tantangan dan beban yang berat menindih akan menjadikan hidup menjadi ringan.
Persoalan boleh terjadi, pencobaan bisa dialami. Tetapi satu hal yang harus kita tahu dan percayai, bahwa Tuhan membawa kita untuk satu tujuan, agar hidup kita tetap dalam pengandalan iman kepada iman. Jadi senantiasa berpikir positif di setiap kejadian dan jangan mengeluh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H