Bukanlah suatu kebetulan, lewat kedua peristiwa di atas, bisa tersaji rapi akan sebuah perilaku umat manusia. Bisa jadi kita pernah melakukan hal yang sama, seperti yang temen saya lakukan. Dan dalam hati pasti kita tersenyum sambil berkata, koq bisa-bisanya terbit pemaparan seperti itu lewat Kitab Suci.
Mungkin bagi sebagian orang kejadian di atas cukup sederhana. Tetapi kalau dirunut lebih jauh sangat cukup mengena di hati. Karena sekarang ini amat banyak tawaran duniawi yang bersliweran di depan mata kita. Yang menggoda raga jasmani maupun iman rohani.Yang memanjakan mata dan memancing nafsu keserakahan kita.
Tetapi di balik rasa kepuasan diri dan atas nama nafsu yang kita lakukan, dari lubuk hati yang paling dalam tentu timbul suatu pertanyaan, layakkah apa yang saya lakukan ini di hadapan Sang Khalik dalam koridor keimanan yang sejatinya ada batas-batasnya ?
Jadi kembali ke pilihan pribadi, bukan pemilihan umum. Sejuta godaan terhampar nyata.
Apakah buah rambutan yang milik tetangga dan menjuntai ke halamanmu akan kau makan untuk kepentinganmu sendiri ataukah akan kau kembalikan kepada sang empunya dan berbagi bersama ?
Apakah pisang kepok yang milik tetangga yang menjuntai ke halamanmu akan kau tebang habis untuk kepentinganmu sendiri ataukah akan kau kembalikan kepada sang empunya dan berbagi bersama ?
Masih tergoda ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H