Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendesak....

2 Maret 2023   10:40 Diperbarui: 2 Maret 2023   10:38 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun lalu anak kedua kami mengikuti kuliah untuk mengambil S2 di Leeds dengan biaya beasiswa dari LPDP (Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan). LPDP merupakan satuan kerja di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Jadi beasiswa LPDP adalah program bantuan dana pendidikan yang membiayai biaya kuliah dan biaya lainnya termasuk biaya tempat tinggal untuk menunjang kelancaran studi di berbagai universitas di berbagai negara. 

Entah kapan waktunya, saya agak lupa. Tiba-tiba tengah malam waktu Indonesia Bagian Barat, anak kami telepon mamanya. Kami terkejut dan kuatir ada apa ? Karena tidak seperti biasanya dia telepon tengah malam. Kami mencoba tenang sambil menata hati dan pikiran. Sambil berpikir positip. Panggilan telepon yang kedua setelah kami tenang, baru kami angkat.

Ternyata dia cuman mau nanyain resep masakan. Bagi kami ini adalah sesuatu yang aneh dan lucu. Dan kami baru ingat ada perbedaan waktu yang cukup lama dengannya. Kurang lebih perbedaan waktunya sekitar tujuh jam. Tapi di pihak dia, masalah ini adalah kondisi yg  mendesak. Karena dia harus masak untuk persiapan lauk makan malam. Kondisi di Leeds saat itu sedang turun salju dan tidak memungkinkan dia keluar beli lauk. Apalagi harus pandai-pandai  mengatur keuangan untuk bisa bertahan selama kuliahnya. Dalam kondisi yang mendesak dia hanya tahu dan berusaha untuk menghubungi orang yang paling disayanginya dan dipercayainya, yaitu orang tuanya.

coins-1015125
coins-1015125

Melewati fase setelah Covid menerjang perekonomian negara kita, tidak serta merta langsung bisa bangkit secara instan. Khususnya di sektor usaha. Seperti halnya yang dialami kawan saya, seorang pengusaha transportasi darat. Usahanya terus merugi hingga akhirnya perusahaannya tutup. Dan dia menjadi seorang pengangguran. Desakan untuk terus bertahan hidup senantiasa diperhadapkan di depan matanya.

Usahanya mendekati relasi untuk meminta pertolongan, tidak membuahkan hasil. Bahkan usahanya meminjam sejumlah uang kepada saudaranya untuk bisa bertahan hiduppun terkendala oleh beberapa faktor di luar akal pikiran manusia.

 

Seperti halnya hari-hari ini yang sedang kita jalani. Kita bisa merasakan betapa tekanan dan beban hidup makin kuat. Entah itu tekanan ekonomi, sulitnya dunia usaha, merosotnya daya beli masyarakat, bencana alam atau tekanan yang lain. Kemana kita akan lari menghadapi hal-hal yang mendesak seperti ini, kalau bukan kembali kepada Sang Pencipta yang kita percayai ?

pexels-arun-kr-3353994
pexels-arun-kr-3353994

Memang sudah selayaknya apabila kita dalam keadaan terdesak dan segala hal ini menimpa kita di kemudian hari, maka seyogyanya kita kembali kepada Tuhan, untuk mendengarkan suara-NYA.

Tetapi pada kenyataannya hal ini bisa berbalikan secara teori. Dimana setiap langkah kita, sadar atau tidak sadar kadangkala saat kita mengalami tekanan, kita malah mengambil langkah dengan cara meragukan,  mempertanyakan sekaligus mempersalahkan kondisi yang menimpanya. Mengapa kejadian ini bisa menimpa?  

Sudah sewajarnya dengan dukungan rasa keimanan yang kokoh kepada Yang Maha Kuasa ada sebuah pengharapan baru di tengah situasi yang mendesak untuk tetap mengontak lewat saluran khusus kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Sehingga setiap saat dalam kondisi terdesak bisa langsung call tanpa takut ada gangguan sinyal.

 

Jadi, dengan kata lain, saat kita mengalami tekanan dan beban hidup yang membuat kita tersudut dan terdesak, posisi untuk tetap mempercayakan kalau Tuhan tetap mendampingi kita, itu tetap harus kita pegang. Mungkin bagi kita, kadang-kadang pertolongan-NYA dinilai terlambat. Tetapi nyatanya Tuhan tidak berhitung waktu dengan kita.

pexels-pixabay-277371
pexels-pixabay-277371

Sang Khalik punya waktu tersendiri. Dan jelas punya cara untuk melepaskan kita dari tekanan dan beban hidup. Sekalipun dalam pemikiran kita itu adalah hal yang benar-benar mendesak untuk dapat segera diselesaikan. Berani sabar ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun