Beberapa hari napak tilas dengan segala rencana dan rancangan yang sudah disusun sebelum keberangkatan, termasuk menikmati menikmati kepiting dan ikan trakulu bakar yang dagingnya tebal dan cukup menggugah selera, bisa terlaksana dengan waktu yang tepat. Sampai akhirnya melakukan persiapan untuk kembali pulang dengan lebih dahulu transit di ibu kota negara republik yang masih ada di tanah Jawa.
Tetapi rancangan tinggal rancangan. Karena dua jam sebelum lepas dari jadual yang ditentukan, ada pemberitahuan dari maskapai yang berbody putih hijau lewat petugas counter, saat kami cek ini di bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan. Pemberitahuan kalau penerbangan ditunda dua puluh menit karena alasan operasional. Dan itu alasan klasik yang senantiasa diumumkan oleh maskapai penerbangan. Menunggu sesuatu yang tidak jelas memang rasanya sesuatu di hati...
Tidak berapa lama kemudian lewat pengeras suara yang menggema di area bandara, kembali diumumkan kalau penerbangan kembali ditunda. Dan lagi-lagi dengan alasan klasik, yaitu alasan operasional. Dalam hati timbul tanda tanya. Apakah alasan operasional, termasuk di dalamnya karena pilotnya sakit perut atau karena ketinggalan baju seragam ? Hanya Tuhan yang tahu. Tetapi kembali menunggu adalah sesuatu yang membuat kondisi bosan dan tidak nyaman.
Seringkali dalam melewati hari lepas hari dengan seribu agenda di dalam segala aktifitas, baik itu dalam hal pekerjaan, bisnis ataupun aktifitas lain sudah tersusun rancangan dan rencana yang dianggap sudah cukup sempurna. Tetapi pada kenyataannya beberapa kali rancangan yang sudah tersusun menjadi buyar karena adanya kendala yang mendadak. Dan itu bisa menyulut emosional yang tiba-tiba saja bisa meledak.
Mungkin sepersekian detik, bahkan bisa hitungan jam ataupun hari, kita menganggap bahwa kendala yang timbul mendadak akan meruntuhkan keuntungan yang sudah jelas digenggaman. Malah kadangkala tidak terpikirkan kalau hambatan yang terjadi itu sebagai tanda akan terjadi sesuatu. Bisa jadi itu akan mendatangkan keadaan yang justru menguntungkan atau bahkan menyelamatkan diri sendiri.
Keterlambatan informasi yang didapat salah satunya. Beberapa hari yang lewat, kami mecoba booking tiket kereta api untuk tujuan Semarang untuk hari Senin. Tetapi di luar dugaan tiket kereta penuh, entah mungkin banyak penumpang yang pergi bersamaan pada hari dan jam yang sama. Entahlah.
Tetapi yang jelas, acara hari itu di Semarang menjadi tertunda. Belakangan baru disadari, kalau penundaan keberangkatan tidak sesuai rencana, karena Semarang sedang hujan lebat bahkan banjir di beberapa tempat. Sungguh ini penundaan yang perlu disyukuri. Terlebih sudah terhindarkan dari kejadian yang tidak baik akibat alam yang sedang tidak bersahabat.
Berjalannya waktu, seiring perjalanan kehidupan berkeimanan dengan menyandarkan kepada Sang Khalik  yang membuat alam semesta, menyadarkan akan campur tangan Tuhan di dalam rancangan kehidupan kita. Karena ini bisa menjadi acuan di hari-hari berikutnya. Sebab rancangan Yang Maha Kuasa bukanlah rancangan diri kita, dan jalan-jalan yang kita tempuh bukanlah jalan Tuhan. Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya jalan Tuhan dari jalan kita sendiri, dan rancangan Tuhan dari rancangan kita. Â
Secara singkatnya, sekalipun rencana maupun rancangan sudah tersusun maksimal, belum tentu sesuai dengan kehendak-NYA. Bisa saja terjadi yang berbalikan. Belajar dari apa yang pernah kita alami, entah di dalam jadual pekerjaan, bisnis ataupun aktifitas kegiatan lain yang mengalami hambatan. Kembali ke tatanan keimanan akan perlindungan yang sedang dilakukan Yang Maha Kuasa, untuk kebaikan kita juga. Percaya ? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H