Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Titik Nol....

22 Februari 2023   10:25 Diperbarui: 22 Februari 2023   10:25 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya tidak pernah terpikir bahkan tidak pernah terlintas dalam benak, kalau suatu saat kami bisa kembali menginjakkan kaki di kota Balikpapan, tempat kelahiran anak kedua kami. Menginjakkan kaki di bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan International Airport, mata ini jadi sedikit terbelalak dan terpesona.

Tiga puluh tiga tahun lalu saat meninggalkan kota ini dengan bandara yang kecil, masih bernama Sepinggan Airport. Memiliki landas pacu yang relatif pendek, sehingga bikin nyali menciut saat mau lepas landas ataupun mau mendarat. Satu sisi sudah berhadapan dengan laut, dan sisi yang lain berhadapan dengan bukit. Tidak disangka tidak diduga sudah terjadi perubahan.

Perubahan yang sangat luar biasa buat kota Balikpapan. Dan rasanya tidak sia-sia diajak napak tilas ke kota ini kembali. Mencoba membuka lembaran album lama sekaligus menelisik kembali tempat dimana kami tinggal dan dimana tempat kantor kami bekerja. Ada beberapa tempat yang masih utuh dan tidak berubah. Tetapi sebagian besar sudah berubah total, bahkan ada yang hilang tak berbekas.

Prasasti-Peta-Indonesia-Di-IKN-Nusantara-190422-Bay-26
Prasasti-Peta-Indonesia-Di-IKN-Nusantara-190422-Bay-26

Ketika anak kami mengajak untuk mencoba melihat dari dekat sejauh mana perkembangan rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang berada di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Propinsi Kalimantan Timur, tentu saja ajakan tidak kami tolak. Kapan kesempatan ini datang ke dua kali ? Melalui jalan tol yang relatif baru, kami masuk melalui gerbang tol Manggar dan keluar melalui gerbang tol Samboja. Menyusuri hutan dengan kondisi jalan aspal yang relatif baik sampailah kami di IKN. Tempat ini berlokasi di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI)  yang masih menjadi hak kelola PT. ITCI Hutani Manunggal.

Mungkin dengan cara pandang secara langsung seperti ini, bisa didapatkan sebuah ulasan singkat yang bisa saja menjadi pegangan. Karena bukan tidak kebetulan anak kami memang sedang dipersiapkan untuk pindah tugas di IKN yang baru ini. Dan teman-temannya yang berada di Jakarta, menunggu kabar terakhir perkembangan pembangunan IKN ini.

pexels-andrea-aliverti-3681405
pexels-andrea-aliverti-3681405

Dan tiba-tiba saja, seperti diingatkan kembali kisah Nabi Musa beserta bangsanya yang eksodus dari tanah Mesir untuk masuk Tanah Perjanjian yang sudah Tuhan persiapkan. Dengan bijak dan penuh perhitungan, Musa menyuruh dua belas orang pengintai masuk ke Tanah Perjanjian  untuk melihat kondisi dan situasi, sesuai perintah Tuhan. Dari kedua belas pengintai yang kembali dengan laporan, hanya dua orang saja yang melihat dari kacamata positif. Sedang yang sepuluh orang semuanya menilai dengan pikiran negatif.

Begitu juga saat kami menginjakkan kaki di titik nol Nusantara. Masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Kalau melihat kondisi saat ini dengan infrastruktur untuk masuk ke titik Nol, maupun ke Istana Presiden yang masih tanah merah dan berlumpur, rasanya koq pesimis untuk anak kami bisa pindah tugas ke IKN pada tahun 2024.

ant-202202-000822
ant-202202-000822

Tetapi di sisi lain dengan teknologi yang sudah demikian maju yang dimiliki oleh putra-putra bangsa, rasanya bukan suatu hal yang mustahil bisa membangun infrastruktur dan bangunan tempat tinggal dan perkantoran dalam tempo satu tahun. Karena kemarinpun ternyata sedang dibangun jalan tol yang bisa langsung ke IKN dari KM.13.

Memang dalam menapaki kehidupan yang terus berjalan sesuai dengan keimanan yang teguh kepada Sang Pencipta, seringkali diperhadapkan dengan keragu-raguan. Bahkan keadaan nyata di depan mata dengan segala fakta sering membuyarkan pikiran akan masa depan. Yang menjadi persoalan buat banyak orang, dengan banyak mata yang memandang adalah, apakah kita tetap bersikokoh dengan kacamata jasmani ataukah masih bertahan dengan kacamata rohani. Karena disinilah kekuatan iman diuji.

pexels-tobi-675764
pexels-tobi-675764

Karena apapun yang terjadi di sekeliling kehidupan kita, sekalipun para tokoh dunia mengatakan akan adanya resesi global bakal menyeruak sendi-sendi kehidupan mulai tahun ini. Tetapi apakah kita akan larut dengan hal yang demikian ? Atau tetapkah kita akan pakai kacamata kuda ? Padahal di atas semuanya, Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktu-NYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun