Seperti halnya menikmati mahligai rumah tangga dengan isteri yang kita kasihi seumur hidup yang kita jalani, ini juga kategori menikmati yang  dikaruniakan Tuhan kepada kita, karena distulah terpancar  kebahagian dalam hidup. Jadi seberapa besar kita bisa menikmati keberadaan pasangan hidupmu dengan nyaman. Karena ini adalah hal yang menarik dalam hidup berumah tangga. Ataukah setiap saat kita malah menikmati beradu mulut dengan pertengkaran karena ahdirnya orang ketiga di dalam rumah tangga ?
Bagaimana dengan sisi kehidupan lain yang ada di sekitar kita ? Berapa banyak orang bilang, mereka menikmati dunia narkoba. Mereka menikmati game online. Mereka menikmati dunia gemerlap (dugem) dan judi. Mereka menikmati hasil korupsi. Mereka menikmati dunia kejahatan. Mereka menikmati pornografi. Mereka menikmati perselingkuhan dan sebagainya. Apakah menikmati disini termasuk kategori karunia dari Sang Khalik ? Jawabannya jelas tidak.
Â
Karena kaitan menikmati di atas sudah berhubungan langsung dengan kehidupan yang penuh nafsu, kepuasan dan keinginan akan adanya pengakuan terhadap komunitas yang ada di sekelilingnya. Ada koridor yang jelas dari Yang Maha Kuasa untuk bisa mendapat karunia menikmati. Jadi sudah diperingatkan untuk dapat beroleh karunia menikmati harus melalui koridor yang sudah ditentukan oleh Sang Khalik. Bukan malah sengaja bahkan terus berkubang dalam dosa.
Jadi jelas di sini ada perbedaan arti kata menikmati yang berasal dari Tuhan dan bukan. Baik untuk bisa menikmati makanan, minuman atau apapun yang bisa dikecap. Atau untuk bisa menikmati berkat yang diterima setiap hari di dalam segala situasi. Atau untuk bisa menikmati kehidupan berkeluarga. Jadi sudah bisakah kita menikmati seutuhnya apapun yang sudah Tuhan berikan kepada kita ?