Dalam hati saya berkata, apa bener jalan pikiran temen saya ? Dan tiba-tiba seorang teman yang lain menimpali. Katanya, bisa jadi kita juga suka hitung-hitungan dengan Tuhan saat memberi kolekte ataupun persembahan perpuluhan ke gereja. Saya mulai tertarik dengan kalimat-kalimat yang dilontarkan kedua teman saya.
Coba buka kalkulatornya. Kata teman saya tadi. Kalau kita punya pekerjaan atau bisnis dengan penghasilan 1 juta per bulan, perpuluhannya 100 ribu. Kalau berpenghasilan 10 juta per bulan, perpuluhan yang kita berikan 1 juta. Masih cin cai, katanya. Tapi kalau penghasilan kita sudah 100 juta perpuluhan 10 juta, kita sudah mulai mikir-mikir. Apalagi kalau penghasilan kita sudah 1M, perpuluhannya 100 juta. Nah tiba-tiba kalkulator yang kita pegang mendadak gelap. Dan dunia terasa terbalik.
Sebuah kenyataan ada di hadapan kita. Kita mau hidup dengan bertengger dengan segala ke egoisan, ataukah kita mau ingat selalu akan keberadaan hidup ini yang sudah ada blue print-NYA. Sebab siapakah kita ini, sehingga kita bisa mampu memberikan sedekah atau persembahan dengan hati yang penuh sukarela seperti ini ? Sebab dari Tuhan lah segala-galanya untuk kami dapat berikan lagi kepada Sang Khalik sebagai ungkapan rasa syukur karena sudah terlebih dahulu mendapatkan apa yang kita ingini.
Maknai setiap apa yang sudah kita miliki, yang sedang kita miliki bahkan yang akan kita miliki. Karena hidup adalah pilihan.