Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mendua Hati...

2 Februari 2023   11:15 Diperbarui: 2 Februari 2023   11:19 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels-lil-artsy-2787214

Hari-hari pertama pernikahan buat siapa saja yang menjalani adalah merupakan saat yang paling indah dalam sejarah hidupnya. Karena dikatakan saat itu benih cinta kebersamaan mulai ditanam dengan harapan bisa mulai bertumbuh subur. Beberapa ahli mengatakan, entah beliaunya sudah mempraktekkan dalam hidup berumah tangga, atau hanya berdasar teori secara sistematis. Ada beberapa tahapan yang akan dilalui sepanjang usia perkawinan. Bahkan ada yang mengatakan sampai dengan tahun kelima usia perkawinan adalah masa-masa kritis.

Secara singkat bisa di telusuri. Yang pertama dapat dikatakan ada tahapan bulan madu. Katanya ini serasa lagi mereguk manisnya gula dengan secangkir teh panas. Berlanjut ke tahapan penyesuaian diri. Masa yang relatif lama untuk dijalani. Bergeser ke tahapan berikutnya adalah pelarian. Terjadi saat mulai ada rasa kecewa,kejenuhan, frustasi bahkan bisa tumbuh konflik. Selanjutnya ada tahapan evaluasi dan tahapan bertumbuh bersama kembali. Dan yang terakhir adalah tahapan perselisihan di usia senja.

Yang menjadi masalah dalam perjalanan kehidupan berumah tangga adalah ketika salah seoarang dari pasangan ternyata mendua hati dengan melakukan perselingkuhan bahkan perzinahan baik terang-terangan maupun bermain dalam gelap. Mungkin bisa saja diawali seperti tema lagu Teman Tapi Mesra. Dan ketika ada kesempatan dalam kesempitan menjadi terbuka lebar, maka hal yang sesungguhnya sudah dilarang dalam landasan keimanan jadi berantakan.

ilustrasi-selingkuh_169
ilustrasi-selingkuh_169

Yang menjadi pertanyaan adalah kapan bisa terjadi perselingkuhan dan perzinahan ? Apakah hanya terjadi pada saat memasuki tahap pelarian ? Tidak juga. Semua tahapan bisa saja terjadi. Dan itu menjadi peringatan akan bahaya besar yang bisa mengancam kehidupan berumah tangga.

Kita tidak pernah mengerti seberapa besar dosa yang sudah pernah kita lakukan dalam menjalani rumah tangga dengan dasar iman percaya kepada Sang Khalik. Tetapi dari sudut pandang manapun, sejujurnya kita mengerti bahwa dosa perzinahan sangat memilukan hati Sang Pencipta. Bagaimana tidak ? Di sekeliling kehidupan kita sudah banyak terjadi praktek-praktek perselingkuhan dan perzinahan yang membuat was-was anak keturunan kita.

Sebetulnya Tuhan memperingatkan kita sebagai manusia yang berkoloni sejak awal agar  tidak mendua hati. Kalimat “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” yang merupakan perintah pertama dari sepuluh Perintah Allah, menjawab semua hal di dalam perbincangan. Apakah diijinkan untuk hidup mendua hati di tengah keluarga dengan suami istri yang sudah sah dihadapan Yang Maha Kuasa ? Apalagi melakukan perselingkuhan dan perzinahan.

pexels-rodolpho-zanardo-1259327
pexels-rodolpho-zanardo-1259327

Secara rohanipun Tuhan sudah mengingatkan akan hal tersebut, agar tidak terjadi perselingkuhan dan perzinahan rohani. Sudah banyak orang yang mengaku beriman dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta. Tetapi pada kenyataannya belum tentu juga. Untuk berusaha agar usahanya laku keras, dia berselingkuh dengan menggunakan Aji Penglaris. Atau agar bisa dipilih rakyat untuk menduduki jabatan, masih harus minta pertolongan kepada dukun. Apakah ini bukan sebuah perselingkuhan dan perzinahan iman atas nama Tuhan ?

Yang kadangkala tidak sadar tetapi masih dilakukan adalah seperti masih banyaknya orang-orang yang mengaku beriman, tetapi bertanya kepada pohonnya, dan tongkatnya akan memberitahukan kepadanya. Mengapa ? Sebab roh perzinahan sudah menyesatkan mereka, dan mereka berzinah dengan cara meninggalkan Tuhan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun