Kebenaran   Moral
Tuhan Yesus dicobai sebagaimana layaknya manusia, tetapi Dia sedikitpun tidak terpancing untuk melakukan apa yang melanggar kekudusan-Nya
Kebenaran   Epistemologikal
Ia tidak pernah berbohong mengenai sifat dan esensi hakiki keberadaan-Nya, maupun berbohong mengenai rencana dan maksud tujuan-Nya datang ke dunia ini.
Sebagai manusia, seringkali kita gagal di dalam mengejar kebenaran di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Kita seringkali berbohong, melakukan hal-hal yang salah secara moral, dan juga tidak mencintai kebenaran sehingga kita juga mudah dibohongi dan percaya kepada hal-hal yang tidak 100% benar. Rasul Paulus juga kemudian di dalam surat-suratnya mendorong orang-orang percaya untuk tidak termakan oleh dongeng-dongeng nenek moyang dan ajaran-ajaran palsu sehingga mereka menyimpang dari iman yang murni. Komitmen Tuhan Yesus kepada kebenaran bahkan juga sampai kepada aspek seremonial, di mana Ia rela menerima baptisan dari Yohanes Pembaptis, meskipun pada hakikatnya Ia tidak memerlukan baptisan dari siapapun, tetapi ia bersedia melakukannya "demi memenuhi semua kebenaran"
Â
- Aspek Kuasa
Di dalam sejarah Gereja; khususnya di dalam sejarah doktrin kristologi hal ini juga merupakan suatu titik perdebatan yang sengit. Darimana sumber kuasa Tuhan Yesus untuk melakukan semua perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya? Jika kita terlalu menekankan keilahian-Nya maka hilanglah harapan bagi orang percaya kebanyakan untuk melakukan apa yang Tuhan Yesus kerjakan.
Hal ini sempat dipercayai oleh banyak aliran gereja, terutama di dalam abad pertengahan. Di sinilah juga keistimewaan pengertian kaum Pentakosta. Melalui komitmen yang tinggi kepada penerapan firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa aspek kuasa ini diperuntukkan bagi semua orang percaya. Markus 16:15-18, Kisah 1:8, Yohanes 5:20, Yohanes 14:12.[11]
Kristologi yang seimbang akan menjaga tensi yang tepat antara keunikan Tuhan Yesus yang peranan-Nya tidak dapat digantikan oleh siapapun, sementara mendorong setiap orang percaya untuk meneladani Tuhan Yesus di dalam ketiga aspek tersebut di dalam seluruh kehidupan mereka.
Â
- Dofmasi Gereja
- Â
- Dalam Formasi Gereja kapankan gereja dimulai? ini banyak perbincangakn diberbagai kalangan, dengan ini penulis mau mencoba memberikan sebuah tanggapan dari apa yang sudah penulis ketahui. bahwa gereja dimulai itu memang sebenarnya sudah di PL, namun untuk mengindikasikan lebih lanjut bahwa gereja baru ada di PB,dan dapat dilihat dari fakta-fakta Alkitab, seperti dalam Matius 16:18, bahwa Yesus menyatakan, "Aku akan mendirikan jemaat-Ku" namun pernyataan ini adalah Yesus menekankan bahwa bahwa bagaimana pembangunan gereja-Nya di masa yang akan datang, karena pada saat Yesus Mengatakan demikian geeja belum ada dalam bentuk sebuah bangunan yang secara fisik yang dapat kita lihat, tetapi memprediksikan tentang pembangunan gereja-Nya. untuk lebih lanjut dapat dilihat dalam 1 Korintus 12:13, ini dapat mengidentifikasikan bagaimana cara gereja itu dibangun. Kisah Para Rasul 1:5, Yesus Menyatakan, "Tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus." Ini mengindikasikan bahwa pekerjaan Roh Kudus yang menempatkan ornag percaya ke dalam kesatuan dengan Kristus dapat diantisipasi dengan cepat. peristiwa Pentakosta dengan turunnya Roh Kudus (Kis 2:1-4). inilah wal dari formasi dari PB.[12]
- Â
- Â
- Figur-figur Dari Gereja
Â
Terjadinya figur-figur gereja adalah diperkiraakan pada aktu Tuhan Yesus menyatakan "Aku akan mendirikan Jemaat-Ku" yang terdapat dalam kitab (Matius 16:18).[13] Sejumlah figur digunakan dalam kitab seci untuk menjabarkan atau menggambarkan gereja sebagai suatu oranisame yang hidup.
Â