Â
Manfaat Teknologi di Era Revolusi Industri 4.0
Â
Secara garis besar Manfaat era revolusi industri 4.0 bagi gereja: 1) evangelisasi dunia virtual (digital continent); 2) menciptakan dan menguatkan sense of community, terutama bila masyarakat semakin sadar bahwa relasi sosial dan semangat persaudaraan semakin dirasakan sebagai khazanah dan sekaligus urgensi; 3) melahirkan global and interconnected civilization, Gereja ikut mengalami transformasi dalam membangun dan menampilkan universalitas dan partikularitasnya; 4) membangun relasi dan komunikasi untuk melakukan discernment spiritual dan kristiani (discretional digital); Â 5) Keamanan dan kenyamanan (public safety and security) umat dalam merayakan liturgi hari-hari besar menuntut digunakannya teknologi pengamanan yang canggih (valentines CP, dkk, 2019). Â Di era revolusi industry ini gereja dapat memperdayakan teknologi untuk melakukan Amanat Agung melalui media sosial atau media digital lainnya. Inilah tanggung jawab sebuah gereja yang utara dan terutama adalah menggunakan teknologi untuk memberitakan Amanat Agung Kristus, supaya setiap orang dapat dan cepat menerima kabar baik.
Â
Â
Â
Defenisi Teknologi
Â
Teknologi dapat didefenisikan sebagai sejumlah sebuah cara yang berbeda. Secara umum, pengertian teknologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keterampilan dalam menciptakan alat hingga metode pengolahan guna membantu menyelesaikan berbagai pekerjaan manusia.[5] Penggunaan istilah 'teknologi' (bahasa Inggris: technology) telah berubah secara signifikan lebih dari 200 tahun terakhir. Sebelum abad ke-20, istilah ini tidaklah lazim dalam bahasa Inggris, dan biasanya merujuk pada penggambaran atau pengkajian seni terapan.[2] Istilah ini sering kali dihubungkan dengan pendidikan teknik, seperti di Institut Teknologi Massachusetts (didirikan pada tahun 1861).[3] Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 seiring dengan bergulirnya Revolusi Industri Kedua. Pengertian technology berubah pada permulaan abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein Veblen, menerjemahkan gagasan-gagasan dari konsep Jerman, Technik, menjadi technology. Dalam bahasa Jerman dan bahasa-bahasa Eropa lainnya, perbedaan hadir di antara Technik dan Technologie yang saat itu justru nihil dalam bahasa Inggris, karena kedua istilah itu biasa diterjemahkan sebagai technology.[6]
Â