Mohon tunggu...
Hermanto Hermanto
Hermanto Hermanto Mohon Tunggu... -

Hanya sebutir pasir ...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tosakin: The Queen of Goldfish

12 Januari 2010   11:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:30 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Memang seorang ratu bukanlah sosok yang mudah dijumpai. Demikian pula dengan tosakin yang menduduki posisi sebagai ratu ikan mas koki (the queen of goldfish). Ikan ini tidak dapat ditemukan di sembarang tempat. Bahkan di Jepang pun sebagai negara asalnya, jumlahnya tidak banyak. Namun siapa pun yang melihat ekornya yang mengembang anggun dan menawan itu pasti langsung mengakui keindahannya sebagai sang ratu.

Seringkali orang tidak dapat membedakannya dengan ikan tosa biasa, atau ryukin – sang tosa berpunuk. Namun perlu ditekankan bahwa tosa berbeda dengan tosakin, dan ryukin juga bukanlah tosakin. Bentuk badannya memang sama, seperti sehelai daun, atau bulat telur, dengan kepala lancip atau pelontos; namun bentuk ekornya sungguh sangatlah berbeda.

Sebenarnya ikan mas koki berasal dari daratan Cina. Namun ketika sampai ke Jepang, mereka mengalami perubahan cara apresiasi, yang pada akhirnya berpengaruh pada perubahan bentuk. Di Cina, orang menikmati ikan koki dari samping, yakni ditaruh di akuarium, seperti yang biasa kita ketahui dilakukan di Indonesia juga. Namun di Jepang, mereka menikmati ikan koki dari atas! Dan sama sekali tidak mempedulikan apresiasinya dari samping! Karena itulah ikan2 yang diapresiasi dari samping disebut sideview fish dan kebanyakan berasal dari China, sedangkan ikan2 yang diapresiasi dari atas disebut topview fish dan kebanyakan dari Jepang – atau setidaknya cikal bakalnya berasal dari Jepang dan dikembangkan di daerah lain seperti Thailand.

Tosa biasa serta ryukin adalah ikan2 sideview. Mereka lebih indah dinikmati dari samping. Ryukin berpunuk tinggi dan bentuk tubuhnya bundar pipih, terlihat gagah. Sedangkan tosa tidak memiliki punuk itu. Namun keduanya memiliki ekor berkelopak empat, ada yang panjang melambai, ada yang sedang saja, dan bahkan akhir2 ini dikembangkan ekor yang sangat pendek. Semua kriteria ini membuatnya enak dilihat dari samping, namun dari atas, terlihat biasa saja.

Sedangkan tosakin, badannya biasa saja, namun ekornya indah tak tertandingi ketika dilihat dari atas. Ekornya berkelopak tiga, bukan empat, karena ruas tengah ekornya menyatu / gandeng. Ruas yang menyatu ini adalah satu keharusan, dan membedakannya dengan tosa / ryukin yang mengharuskan ruas tersebut terpisah. Ekor tosakin dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian tengah, dan bagian samping (kanan dan kiri). Di bagian tengahnya, ekornya membentuk ladam / tapal kuda / huruf U. Semakin lebar semakin indah. Namun ada juga tosakin kualitas buruk yang ekornya hanya membentuk huruf V. Jika kita perhatikan, maka akan nampak garis-garis ruas ekor diseluruh bagian ekor tengah, yang mengarah keluar, dan menyebabkan ekornya bergerigi / membentuk semacam jaring laba-laba. Beberapa orang menyebutnya ekor batman, namun sebutan yang lebih tepat adalah ten thousand rays, atau ribuan sinar. Ekor tengah ini, jika dilihat dari samping, akan terlihat horisontal sekali, sejajar dengan lantai. Ini yang membedakannya pula dengan tosa / ryukin yang jika dilihat dari samping akan memiliki sudut naik ke atas. Posisi ekor yang horisontal pada tosakin ini mempengaruhi kestabilan renangnya. Jika ekor tsb bersudut naik atau turun, maka akan membuat ikan berenang dengan kepala mendongak dan ekor menyapu lantai, yang akan terlihat sangat buruk. Demikian pula ketika dalam posisi diam, kepalanya akan menungging ke bawah. Dan sangat sulit sekali mendapatkan ikan yang memiliki posisi horisontal ekor yang tepat.

Bagian ekor sampingnya adalah sesuatu yang luar biasa dan tidak dimiliki oleh ikan-ikan yang lain. Bagian ekor sampingnya ini dapat memutar pada porosnya (yakni tulang kerasnya), sehingga bagian atas ekor berbalik ke bawah, dan bagian bawah berbalik ke atas, menyebabkan suatu pemandangan yang eksotis dan menakjubkan. Putaran ini, atau lipatan ini, atau balikan ini, atau apapun namanya, dapat menjadi sangat lebar hingga mencapai kepala si ikan. Dalam beberapa kasus, putaran ini bisa terjadi dua kali.

Kombinasi ekor tengah dan ekor samping ini membuat ekor tosakin menjadi begitu unik dan menawan. Istimewa! Dan kemewahan ekor ini dikombinasikan dengan bentuk badan yang sangat biasa saja – sungguh kombinasi yang menarik. Tosakin adalah sebuah kontradiksi. Separuh ke atas, ia biasa saja; namun separuh ke bawah, ia luar biasa. Bak seorang ratu mengenakan rok yang sangat luar biasa indahnya.

Tentu saja dengan ekor seperti ini, tosakin bukanlah seekor ikan yang lincah berenang. Bahkan ia adalah tipe ikan koki yang diharapkan tidak banyak berenang. Pada waktu kecil, ia dibesarkan di tempat yang sempit dan dangkal, untuk melatihnya supaya tidak banyak bergerak, supaya pembentukan ekornya sempurna. Pemeliharaan seperti ini pun adalah sebuah kontradiksi. Tempat yang sempit dan dangkal akan mempengaruhi pertumbuhan badannya, sehingga tidak bisa maksimal, namun justru itulah yang dibutuhkan supaya keindahannya mewujud. Tosakin juga seekor ikan yang tidak cocok dengan tempat yang berarus. Ia membutuhkan air yang tenang, dan kalau bisa justru tidak ada arusnya. Sebuah kontradiksi lagi: tempat yang tidak berarus berarti pasokan oksigennya sedikit, padahal ikan membutuhkan oksigen untuk bisa hidup dengan baik. Memang pemeliharaan tosakin tidak mudah.

Namun ketika dikatakan bahwa pemeliharaan tosakin tidaklah mudah, orang sering salah mengerti. Kalimat ini dikira berarti tosakin adalah ikan yang mudah sakit atau mudah mati. Sama sekali keliru. Tosakin adalah ikan yang tidak mudah mati. Ia sangat kuat. Yang dimaksud tidak mudah adalah tidak mudah untuk memelihara sehingga keindahannya mewujud dengan sempurna. Taruhlah seekor tosakin muda di kolam besar berarus deras, maka ia tetap akan hidup, namun tidak akan pernah menjadi seekor tosakin dengan ekor menawannya.

Memang butuh kesabaran dan ketelatenan dalam merawat tosakin muda. Orang Jepang memeliharanya dalam pot-pot bundar dari semen atau keramik, tanpa tambahan filter maupun oksigen. Mereka hanya mengandalkan ketelatenan menguras airnya dari hari ke hari. Dengan cara seperti ini, keindahan tosakin akan nampak pada usia mendekati satu tahun dan selanjutnya. Sungguh menuntut kesabaran tinggi. Namun setelah keindahannya jadi, tidaklah perlu pemeliharaan seperti itu. Tosakin sudah dapat ditaruh dikolam yang luas dengan sedikit arus dan menggunakan filter. Ketika jerih payah tsb sudah membuahkan hasil, kita tinggal menikmatinya saja tanpa perlu bersusah payah lagi.

Itulah sekilas kisah tentang sang ratu: tosa-queen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun