Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Lupus Estewe

1 November 2018   10:18 Diperbarui: 1 November 2018   11:04 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalian yang masa remajanya tahun 90 an pasti tahu dan kenal tokoh rekaan yang satu ini. Tubuhnya kurus, tinggi, ceking dengan busung dada rata seperti papan penggilasan. Rambut model punk rock ala Michael Jackson yg atasnya keriting jambul seperti sarang burung dan berundak-undak panjang luruh gondrong ke belakang (gonbel). Pelipis dicukur tipis sampai nampak kulit kepala hingga belakang telinga.

Hobbynya suka ngunyah permen karet aneka rasa yg sesekali meniupkan udara hingga tersembul membulat seperti balon sebagai tanda bersuka. Saat sekolah mengenakan tas tali panjang berselempang dan saat santai mencari tiang tinggi untuk bersandar cuek layu lunglai sebagai bentuk kompromi dengan problema sekitar.

Ya dia adalah Lupus...yg merepresentasikan gaya anak remaja kota jaman itu. Hidupnya sederhana, apa adanya. Walaupun rada cuek dia punya kepekaan sosial yang tinggi. Apalagi klo dengar instruksi (ngomel) emaknya nyuruh bantuin bersih-bersih halaman rumah. Doi sayang sama nyokap walaupun kadang suka sebel liatnya yg lebih sibuk nyari centong nasi yg hilang daripada anaknya yang keluyuran seharian entah kemana.

Jaman itu para ortu emang rada kurang peduli dengan aktivitas anak muda karena merasa yakin anaknya gak bakalan macam-macam dan belum merebak kejahatan narkoba. Remaja tanggung biasanya malam hari suka nongkrong diperempatan jalan main gitar bolong dan bernyanyi ramai-ramai hingga larut. Suara riuh rendah membuat para tetangga komplain dan pak RT pun harus turun tangan menegurnya.

Sore hari, biasanya anak "berandal" itu suka main bola kaki atau volley di lapangan milik RW atau lahan yg nganggur. Agar mainnya lebih semangat, suka taruhan kecil-kecilan atau klo lagi bokek yang kalah buka baju dan kalo kalahnya kebangetan buka celana he..he..(becanda).

Oiya klo sudah selesai ujian kelas, anak jaman itu suka kumpul-kumpul di rumah temannya latihan vocal group & dance untuk persiapan lomba antar kelas di sekolah. Klo mau jadi idola remaja, kamu harus pinter meliuk-liukkan badan dan bergoyang seperti cacing kepanasan sesuai rentak irama tarian 'break dance'.

Lupus hadir dengan segala keluguan, keharmonian dan kesederhanaannya menjalani hidup. Jauh dari gaya konsumerisme anak jaman sekarang yg rada malu ngumpul dengan temannya hanya karena punya hp jadoel keluaran lama. Suka menghabiskan waktu berjam-jam nongkrong di cafe yg rame tapi sepi karena sibuk mengutak utik gadgetnya masing-masing.

Cerita Lupus yg ditulis dlm novel karangan Hilman Hariwijaya ini laris manis terjual seperti kacang goreng. Setiap terbit edisi baru akan diserbu dan langsung soldout. Kebangetan banget klo ada anak remaja yg gak tahu siapa itu Lupus. Pasti anak kurang gaul.

Karena best seller, akhirnya cerita serial Lupus diadaptasi ke layar lebar dan filmnya pun booming saat itu. Tokoh Lupus diperankan oleh Ryan Hidayat dan menjadi idola remaja. Sayang sekali usia doi sangat singkat.

Tapi ada kabar burung sodara-sodara...ternyata Ryan Hidayat punya saudara kembar yg selama ini luput dari pemberitaan media massa.

Karena sudah setengah baya, rambut saudara kembarnya itu sudah sudah menipis dan tidak ada lagi gumpalan kriwil seperti sarang burung di atas kepalanya. Tubuhnya sudah gak lagi ceking malah rada tambun buncit.  Jarang olah raga sepertinya...

Untuk mengobati kekangenan kalian dengan Lupus dan almarhum Ryan Hidayat, aku minta saudara kembarnya itu berpose dengan bersandar ditiang meniru gaya iconic nya Lupus namun tanpa balon permen karet karena dipandang gak cocok dengan profilenya yg semakin menua.

Dan hasil jepretan kamera dapat kalian liat di atas...(pose rekaan-pen).

http://catatanhermansyahsiregar.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun