Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Gobar Berliner, Komunitas Sepeda Diaspora Indonesia di Berlin

9 September 2018   11:27 Diperbarui: 9 September 2018   22:30 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuaca yang tidak bersahabat malah membuat adrenalin berolah raga semakin bergairah. Semakin cepat mengayuh sepeda semakin membuat badan terasa hangat. Malas mengayuh pedal justru membuat badan mengkeret...Dingiiinn bookkkk...

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dan tahun ini Gobar Berliner diadakan pada saat musim panas dalam rangkaian acara agustusan memperingati hari kemerdekaan RI yang ke 73 sekaligus perkenalan bapak Dubes yang baru dengan komunitas gowesers Indonesia di Berlin. 

https://video.medcom.id/metro-news/GNlAVxyb-dukung-atlet-indonesia-wni-jerman-gelar-tour-sepeda

Mumpung cuacanya  sangat bersahabat dan Dubesnya juga penggila gowes..target beliau tahun depan ada pesepeda warga Indonesia yang ikut ajang lomba Velothon 60 km...tarikkk maannggg.

Tidak terasa saking semangatnya bersepeda garis lintang membujur dan catatan jarak tempuh di aplikasi sudah menunjukkan angka 40 km, paha kaki kiri mulai terasa mengeras... kram...tapi coba untuk bertahan. Malu dong sebagai koordinator gobar harus menyerah turun dari pedal sepeda. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Lanjut aja..walau muka sudah mulai meringis menahan rasa pegal. Ini menyangkut harga diri pikirku. Namun jalanan bukannya melandai atau menurun tapi malah cenderung mendaki. 

Belum selesai berkompromi dengan rasa sakit di paha kiri tiba-tiba otot paha kanan mulai cenat cenut minta perhatian dan akhirnya dilintasan 50 km, aku harus menyerah kalah karena kedua kaki sudah tidak bisa lagi kompak untuk diajak bekerjasama. 

Terpaksa berhenti sejenak meregangkan dan memijat kedua belah kaki sambil terbaring lemah tengkulai. Aku baru sadar, selama ini kurang latihan dan lebih besar ambisi daripada kemampuan fisik. (cari alasan..he..he..).

Gak disangka dalam kondisi seperti ini gowesers lain pada berhenti dan berupaya membantu untuk pemulihan pelemasan otot paha. Aku merasa terharu dan terhibur. Olah raga ini telah membuat warga kita menjadi satu keluarga besar senasib sepenanggungan. Merekatkan rasa kebersamaan yang tulus tanpa syarat apapun di negeri orang.

Kalau pembaca jeli tentu akan bertanya, di flyer tertulis jarak tempuh 48 km tapi kok hitungan aplikasi lebih dari 50 km. Di dalam tulisan ini, aku harus jujur kawan, angka 50 km itu merupakan angka psikologis bagi pesepeda terutama bagi pemula. Bila dicantumkan jarak tempuh sejauh itu bisa membuat gowesers jadi keder walaupun mereka mampu. Dengan mengurangi hitungan jarak menjadi lebih dari 40 km dan kurang dari 50 km maka siperagu akan tersugesti untuk mau ikutan. I apologize for this guys...xi..xi..

Tapi ternyata siasat dan konspirasi ini makan tuan, aku yang ditunjuk sebagai koordinator sibuk menyiapkan acara dan lupa menyiapkan fisik. Tidak ada latihan dan pemanasan...langsung hajar. Memang kita harus jujur ya supaya selamat. Suatu pelajaran berharga bagiku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun