Mohon tunggu...
Hermansyah Siregar
Hermansyah Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Menguak fakta, menyuguh inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Milano, Kota 2 "Scudetto"

27 Maret 2018   15:23 Diperbarui: 29 Juni 2019   19:25 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

China dan Indonesia punya nasib yg sama. Malah China lebih tragis dari kita. Masyarakatnya gila bola dan dgn populasi 1,5 milyar orang tapi sampai saat ini belum punya satupun klub sepak bola berkelas dunia yg hanya butuh 11 orang saja padahal China merajai cabang olah raga yg lain. Jadi kita jgn terlalu berkecil hati kawan. Sekedar cari alasan pembenaran untuk menghibur diri...he...he...

Lamunanku terlalu jauh mikirin sepak bola...tidak terasa sdh sampai di platform kereta San Siro stadiun. Keluar dari stasiun terlihat menjulang stadiun San Siro yg berbentuk bundar.

Sy sebelumnya membayangkan bangunannya pasti modern dan megah minimal seperti Alliance Stadion di Munchen tapi ternyata bangunan lama dan terkesan sederhana. Apakah demikian juga di dalam stadion ..sayang kami gak bisa masuk sekedar melihat suasananya.

Di halaman luar stadiun banyak berserakan bekas botol kaca minuman (bukan botol plastik) sepertinya minuman keras dan sampah yang berserakan. Dipintu keluar kereta metro tercium bau pesing yg menyegat. Hmmm..ternyata penonton sepak bola sama aja ya dimana2. Kirain di stadiun berkelas internasional penontonnya lebih tertib..sama aja.

Di pinggir jalan ada halte dan bus yg sedang menunggu penumpang. Tidak berapa jauh di depannya ada deretan trem yg berhenti. Halaman parkir kendaraan bermotor dibatasi dengan pagar besi memisahkannya dengan pelataran luas utk pejalan kaki. Terdapat 2 kios besar penjual minuman dan makanan ringan sebelum mencapai konter tiket yg sedang berkemas menutup kiosnya.

Keadaan seperti ini menunjukkan stadion merupakan titik pertemuan berbagai moda transportasi publik yg mampu membawa banyak penumpang yg akan menonton pertandingan sepak bola dari berbagai penjuru kota Milan. Mudah untuk mencapai stadiun dan mudah pula keluar dari halaman stadiun begitu pertandingan usai.

Sejajar dgn pagar pintu stadiun terdapat beberapa kios tempat penjualan official merchandising tapi sudah tutup. Sepi dan hening seperti pesta perkawinan di suatu gedung yg baru saja usai ditinggal yg punya hajat dan tamu undangan. Tamunya puas dan pengantinnya lemasss...

Stadiun San Siro juga dikenal dengan stadiun Giuseppe Meazza pemain sepak bola legendaris yang membawa Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938, sekaligus mantan pemain Inter dan AC Milan. Stadion dibangun oleh Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu dan dibuka secara resmi tanggal 19 September 1926.

Di stadiun inilah markas lahirnya 2 scudetto yg menjadi magnet menyatukan ratusan juta pasang mata manusia. Berbeda klub tapi satu jiwa menyebarkan virus fanatisme melintasi batas negara dan menciptakan lahirnya transnasionalisme baru di abad 21.

Berfoto dan mengitari sebagian bangunan gedung, kamipun kembali ke central station. Sebagai kenang2an, sy yg seumur hidup hanya pernah membeli sekali saja kaus bola berwarna merah itupun bukan official product (maafkan daku PSSI) pada waktu AFF Cup, membeli kaos kandang Inter Milan seharga 25.

dokpri
dokpri
Toko souvenir yg pertama sudah kehabisan stok dan menawarkan kaos AC Milan tp sy menolak secara halus dan bilang, "sorry signore. I am from Indonesia. Do you know Erick Tohir?" tanyaku. Penjaga toko rada ragu dan menjawab, "ooo Tohiiirrrrr....Tohiiiirrrr.....haaa I know him the president of Inter Milan... but the size of Inter Milan T shirt especially for adult already sold out signore."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun