Mohon tunggu...
Herman Sahara
Herman Sahara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat CPNS Tak Ditandatangani, Guru Bacok Kepala Sekolah

30 Mei 2017   08:14 Diperbarui: 30 Mei 2017   08:23 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru dan kepala sekolah mempunyai kasta yang berbeda dari segi tingkat dan kepangkatan tetapi tetap dari sisi kemanusiaan mempunyai hak sama untuk disejahterakan dan diperhatikan sehingga kedua-duanya sama-sama menang Guru senang hati mengajar dan kepala sekolah sukses meneraju nama sekolah yang berkualitas dalam pelayanan dan hasil belajar siswa tentu saja dengan  membimbing guru dan memperhatikan kesjahteraannya sehingga akan memberikan efek radiasi sukses dalam sekolah yang menyebar ke seluruh siswa dan siswi tanpa harus berpura-pura dan main tipu-tipu.

Tidak sedikit guru-guru yang mengeluh karena kurangnya perhatian dari kepala sekolah dan jajaran wakil-wakilnya yang banyak berperilaku tidak adil. Guru-guru yang PNS selalu mendapatkan perhatian lebih dengan beban kerja yang sedikit kurang dari yang seharusnya. Sedangkan guru-guru yang non PNS seperti guru honor atau guru kontrak mereka lebih banyak jam mengajar dan beban kerja tapi tidak juga mendapat perhatian.

Guru-guru non PNS seperti pungguk merindukan bulan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka terlalu banyak syarat-syarat administrasi yang dilengkapi hanya untuk mendapakan NUPTK, promosi PLPG, PPG   dan juga promosi CPNS. Jalan-jalan terjal yang seperti sengaja dihadapkan kepada mereka dengan slogan yang selalu menampar mereka untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru.

Hanya karena selembar surat pengajuan calon pegawai negeri sipil yang tidak mau ditandatangani kepala sekolah guru sanggup membacok dan menikam kepala sekolah maka timbul pertanyaan bagaimana manajemen dan pengaturan mekanisme kerja dan kekeluargaan sekolah tersebut?.

Seorang kepala sekolah tidak hanya kuat dengan pangkat dan golongan saja atau kekuatan disiplin serta streng terhadap bawahan tetapi harus mengedepankan rasa dan perasaan yang disaluti kebijaksanaan yang tidak semua orang mau belajar dan sabar untuk menyelami imu laduni ini.

Seorang kepala sekolah harus koma hingga tiga bulan dan seorang guru harus menjalani  delapan tahun kurungan penjara dalam tahanan ini sebgai bukti dunia pendidikan kita gagal menata hati para kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang penuh kebijaksanaan dan gagal melahirkan kader guru yang sabar dan siap berjuang dengan penuh loyalitas dan kompetensi yang dimilikinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun