Guru dan kepala sekolah mempunyai kasta yang berbeda dari segi tingkat dan kepangkatan tetapi tetap dari sisi kemanusiaan mempunyai hak sama untuk disejahterakan dan diperhatikan sehingga kedua-duanya sama-sama menang Guru senang hati mengajar dan kepala sekolah sukses meneraju nama sekolah yang berkualitas dalam pelayanan dan hasil belajar siswa tentu saja dengan  membimbing guru dan memperhatikan kesjahteraannya sehingga akan memberikan efek radiasi sukses dalam sekolah yang menyebar ke seluruh siswa dan siswi tanpa harus berpura-pura dan main tipu-tipu.
Tidak sedikit guru-guru yang mengeluh karena kurangnya perhatian dari kepala sekolah dan jajaran wakil-wakilnya yang banyak berperilaku tidak adil. Guru-guru yang PNS selalu mendapatkan perhatian lebih dengan beban kerja yang sedikit kurang dari yang seharusnya. Sedangkan guru-guru yang non PNS seperti guru honor atau guru kontrak mereka lebih banyak jam mengajar dan beban kerja tapi tidak juga mendapat perhatian.
Guru-guru non PNS seperti pungguk merindukan bulan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka terlalu banyak syarat-syarat administrasi yang dilengkapi hanya untuk mendapakan NUPTK, promosi PLPG, PPG Â dan juga promosi CPNS. Jalan-jalan terjal yang seperti sengaja dihadapkan kepada mereka dengan slogan yang selalu menampar mereka untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru.
Hanya karena selembar surat pengajuan calon pegawai negeri sipil yang tidak mau ditandatangani kepala sekolah guru sanggup membacok dan menikam kepala sekolah maka timbul pertanyaan bagaimana manajemen dan pengaturan mekanisme kerja dan kekeluargaan sekolah tersebut?.
Seorang kepala sekolah tidak hanya kuat dengan pangkat dan golongan saja atau kekuatan disiplin serta streng terhadap bawahan tetapi harus mengedepankan rasa dan perasaan yang disaluti kebijaksanaan yang tidak semua orang mau belajar dan sabar untuk menyelami imu laduni ini.
Seorang kepala sekolah harus koma hingga tiga bulan dan seorang guru harus menjalani  delapan tahun kurungan penjara dalam tahanan ini sebgai bukti dunia pendidikan kita gagal menata hati para kepala sekolah untuk menjadi pemimpin yang penuh kebijaksanaan dan gagal melahirkan kader guru yang sabar dan siap berjuang dengan penuh loyalitas dan kompetensi yang dimilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H