Salah satu pelajaran favorit aku waktu SMA adalah Fisika. Bukan sekedar gaya gayaan, tapi banyak manfaat untuk kebutuhan sosial.
Maklum saya bukan bangsa yang suka berkoloni, dan fisika memberiku ruang untuk menyendiri.
Seiring jalan waktu, aku menjadi mulai suka bersosial, namun tetaapp, me time adalah waktu yang favorit
Di antara sekian banyak rumus ada salah satu rumus sederhana yang cukup membantu dalam bersosial adalah rumus percepatan.
Perubahan kecepatan persatu satuan waktu merupakan definisi yang terus melekat di ingatanku. Suatu definisi yang memberikanku pemahaman untuk kebaikan orang lain. Dan inilah salah satu sisi sosial yang kusenangi.
Empati dari hasil pemahaman sains.
Salah satu penerapan yang sering kulakukan adalah waktu berhenti di lampu merah.
Apalagi ketika posisi paling depan....
Ketika peralihan dari lampu merah ke hijau nih, biasanya kan ditandai dengan lampu kuning.
Kebiasaanku, ketika lampu sudah kuning adalah memasukkan perseneling dan mulai menarik gas.
Hal itu aku lakukan supaya pengendara di belakang tidak terdzholimi olehku. Begitu hijau aku langsung segera jalan dengan kecepatan yang proporsional.
Beberapa orang, tidak memiliki kebiasaan seperti ini akan menghilangkan waktu yang lumayan bagi orang di belakangnya.
Orang lain akan kehilangan momentum (Ehm ini juga adalah rumus favoritku) yang bisa jadi menyebabkan orang terkena merah lagi.
Ada juga yang pede langsung ngebut setelah hijau beberapa detik menyala ditambah klakson pengendara lain yang kesal. Tapi ini tak cukup membantu, karena orang lain juga akan kehilangan momentum dan menyisakan jarak yang cukup panjang dengan kendaraan di depannya.
Yang terjadi dari sudut Fisika adalah, lambatnya kita bergerak saat lampu hijau sudah menyala disebabkan percepatan yang kurang akibat waktu start yang lambat ditambah kemampuan akselerasi kendaraan yang kurang.
Oh iya rumus percepatan adalah kecepatan sekarang dikurang kecepatan awal dibagi waktu a= (v2-v1)/ t.
Beberapa orang kurang reflek dalam melakukan ini dikarenakan beberapa penyebab.
Yang paling banyak adalah karena kurangnya empati terhadap pengguna kendaraan lain di belakang.
Makanya aku paling kesel kalau lihat pengendara paling depan yang baru masukkan perseneling ketika hijau sudah nyala lama dicampur ngobrol atau karena maen HP.
 Mereka fikir  cuman terlambat beberapa detik kok.
Padahal yang di belakang bisa kehilangan waktu lebih lama lagi karena terhalang lampu merah yang seharusnya bisa mereka lewati.
Penyebab lain yang juga cukup mengganngu adalah  karena kurang konsentrasi.
Faktor yang kedua ini bisa diatasi dengan membiasakan ibadah tepat waktu dan khusyuk, memperbanyak istighfar dan mengkonsumsi kopi.
Karena kopi yang bagus cenderung aman bagi lambung.
Kontak facebook.com/jahrokohfie untuk kopi berkualitas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI