Satu persatu pelajaran Sang Kyai menjadi kenyataan. Yang ini tentang para pembisik yang mengelilingi seorang pemimpin. Begini nasihatnya.
Le (panggilan kesayangan untuk anak lelaki Jawa, pen), yakinlah bahwa setiap pemimpin dikelilingi "pembisik", yaitu orang-orang dekat yang ditugaskan memberi masukan atau dimintai saran. "Nah, tipe "pembisik" itu hanya ada dua," lanjutnya.
Pertama, pembisik yang senantiasa memberi masukan benar, informasi jujur, meluruskan yang bengkok, menyampaikan aturan, mengingatkan yang kelewatan. Informasinya gamblang, memang tak selalu menyenangkan, bahkan terkadang pahit dan mengagetkan!
Kedua, pembisik yang berkata manis, ada mudharat tersamarkan, ada aturan tersiasati. Informasinya sering menyenangkan, namun tak jarang timpang dan melenakan. Tipe ini tak henti-hentinya mencari celah keuntungan pribadi, walau kadang dengan menghasut dan merendahkan orang lain, meremehkan pesaingnya.
Jika kalian menjadi pemimpin, genggam eratlah "pembisik" tipe pertama. Dialah pembisik berkelas. Informasinya gamblang, mereka taat namun mencerahkan. Merekalah yang menjaga keaslian, menuntun tanpa takut dikucilkan, berdiri tegak tanpa takut kehilangan jabatan. Merekalah yang menyelamatkanmu.
Dan jika kalian sebagai "pembisik", jadilah pula tipe pertama. Tak perlu mencari pujian, tak usah ragu juga mengatakan yang benar. Pahit di awal namun berakhir manis kemudian.
Kucium tangan renta Kyai ku, "ngalap" berkah pada lelaki penuh ilmu, santun dan bersahaja itu.
=====
20 tahun berselang kini kutahu, kini kulihat dengan jelas di tengah hiruk pikuknya kesibukan betapa beda pembisik berkelas dengan pembisik yang satunya.
Aku berdoa semoga Sang Kyai dikaruniai kesehatan dan barokah selalu. Â Aamiin Yaa Robbal aalamiin. Allohumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad.
Malang, 19 April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H