Mohon tunggu...
Herman Susilo
Herman Susilo Mohon Tunggu... Human Resources - Pegiat sosial yang menyukai dunia sumber daya manusia

Love being husband & father of three. Enjoying social works, human relations & strategic management

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembisik Berkelas

19 April 2018   05:44 Diperbarui: 19 April 2018   06:06 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu persatu pelajaran Sang Kyai menjadi kenyataan. Yang ini tentang para pembisik yang mengelilingi seorang pemimpin. Begini nasihatnya.

Le (panggilan kesayangan untuk anak lelaki Jawa, pen), yakinlah bahwa setiap pemimpin dikelilingi "pembisik", yaitu orang-orang dekat yang ditugaskan memberi masukan atau dimintai saran. "Nah, tipe "pembisik" itu hanya ada dua," lanjutnya.

Pertama, pembisik yang senantiasa memberi masukan benar, informasi jujur, meluruskan yang bengkok, menyampaikan aturan, mengingatkan yang kelewatan. Informasinya gamblang, memang tak selalu menyenangkan, bahkan terkadang pahit dan mengagetkan!

Kedua, pembisik yang berkata manis, ada mudharat tersamarkan, ada aturan tersiasati. Informasinya sering menyenangkan, namun tak jarang timpang dan melenakan. Tipe ini tak henti-hentinya mencari celah keuntungan pribadi, walau kadang dengan menghasut dan merendahkan orang lain, meremehkan pesaingnya.

Jika kalian menjadi pemimpin, genggam eratlah "pembisik" tipe pertama. Dialah pembisik berkelas. Informasinya gamblang, mereka taat namun mencerahkan. Merekalah yang menjaga keaslian, menuntun tanpa takut dikucilkan, berdiri tegak tanpa takut kehilangan jabatan. Merekalah yang menyelamatkanmu.

Dan jika kalian sebagai "pembisik", jadilah pula tipe pertama. Tak perlu mencari pujian, tak usah ragu juga mengatakan yang benar. Pahit di awal namun berakhir manis kemudian.

Kucium tangan renta Kyai ku, "ngalap" berkah pada lelaki penuh ilmu, santun dan bersahaja itu.

=====

20 tahun berselang kini kutahu, kini kulihat dengan jelas di tengah hiruk pikuknya kesibukan betapa beda pembisik berkelas dengan pembisik yang satunya.

Aku berdoa semoga Sang Kyai dikaruniai kesehatan dan barokah selalu.  Aamiin Yaa Robbal aalamiin. Allohumma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad.

Malang, 19 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun