Mohon tunggu...
Herman Susilo
Herman Susilo Mohon Tunggu... Human Resources - Pegiat sosial yang menyukai dunia sumber daya manusia

Love being husband & father of three. Enjoying social works, human relations & strategic management

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Undangan (Pernikahan)

19 Oktober 2017   22:16 Diperbarui: 20 Oktober 2017   02:58 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan tentang undangan pertemuan awal untuk sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH). Bukan!Ini tentang undangan pernikahan. Dua insan mengikat janji sebagai suami-istri. Setelah pemberkatan (dalam Islam akad nikah, red), keduanya mengikuti prosesi saling menyuapi pertanda hidup berkeluarga dimulai dari sini.

Aih, indahnya!

Kedua mempelai | doc. Herman
Kedua mempelai | doc. Herman
Tinggal di pulau Miangas yang dihuni tak lebih dari 250 kk tentu tidak sulit mencari pasangan. Apalagi pulau ini dikelilingi laut lepas tanpa pulau besar. Cuma ada Filipina Selatan, itu pun berjarak 54 mil laut. So, tak ada pilihan lain.

Lo Lagi, Lo Lagi!

Muda mudi di sini bisa dipastikan saling mengenali. Sejak SD, SMP, hingga SMK yang dilihat itu-itu saja, lo lagi lo lagi!

Idaman hati pun bisa dilihat tiap hari. Walau mungkin di antaranya ada yang cuma memendam dalam hati. Kalau akhirnya idaman hati dinikahi tetangga, tak perlu kesal tak berkesudahan. Apalagi sampai menendang kucing yang sedang makan ikan! Hehe...

Kembali ke sini. Tradisi di pulau seluas 3,15 km2 ini gotong royong setiap hajatan. Semua penduduk tanpa kecuali terlibat aktif di dalamnya, termasuk dia yang sedang gundah. Saya bisik-bisik kepada Bung Noldy Mangerongkonda koordinator wilayah PKH Sulawesi Utara, "Adakah yang hancur hatinya di pernikahan ini?!" Dia bergegas menjawab, "Mungkin ada Pak! Pulau sekecil ini!" Kami pun tertawa kecil.

Namun demikian sebenarnya saya tidak ingin menulis tentang nikah. Justru undangan itu yang unik. Tradisi menghormati tamu. Tim validasi calon penerima manfaat PKH di undang oleh mereka yang berbahagia. Penduduk asli. Lelaki pemberani! Bukan dari yang sedang hancur hatinya, karena pujaannya resmi milik tetangga. Hehe. (Yang ini asli menduga-duga).

Ehmm... begitulah jodoh. Salah satu rahasia hidup yang sepenuhnya digenggam Allah, Tuhan Maha Kuasa. Kalau jodoh tidak kemana, kalau tidak kemana-mana bagaimana dorang dapat jodoh?!

Kalau sudah dapat jodoh, tetap berbakti pada orangtua e! Istri dukunglah suami agar berbakti pada orangtuanya, karena itu kunci bahagia di dunia.

Sudah ah... Lanjut lagi entry data hasil validasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun