patah bertalu-talu.
Di paling wajah, Aina menjumpai daun-daun
lontar berguguran. Dikubur di fondasi-fondasi
megah gedung yang akan menjulang. Kau tahu
tuak manis irisan Ama tak lagi diteguk
kepayang tak pernah mampir lagi
hingga tangan enggan menabuh tambur tua.
:ada duka yang paling.
_____________
Lasiana, 2018
Herman Efriyanto Tanouf
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!