Mohon tunggu...
Herman Kurniawan
Herman Kurniawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ingin belajar menjadi penulis...

Selanjutnya

Tutup

Money

Balikpapan, Kubangun Kujaga dan Kubela

20 Juni 2013   13:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:42 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang pernah ke kotaku ini gak? yap, Balikpapan. Beberapa yang belum tahu akan menyebut Balikpapan adalah kota minyak yang dikelilingi hutan, bagi yang sudah tau? mungkin akan seperti miniatur kota besar. Baru-baru ini Kota Balikpapan telah menerima adipura kencana yang ke-16 kalinya, bukan jumlah yang sedikit. Bukan hal yang mudah, perlu perjuangan yang maha berat untuk mencapainya, selain kebersihan juga diperlukan konsistensi dari setiap rakyatnya selama bertahun-tahun untuk mencapainya. secara tata kota memang Balikpapan bisa dianggap berhasil untuk menata kota dengan baik. Dengan pertumbuhan kota yang sangat baik, kehadiran perusahaan-perusahaan minyak dan alat berat yang besar tidak menghalangi Balikpapan untuk tetap menjaga kotanya tetap bersih dan tertata dengan baik.

Namun entah ini suara saya saja atau juga mewarisi suara masyarakat Balikpapan yang lain, bahwa terkadang Balikpapan dikucilkan oleh Pemerintah Provinsi, semua kemajuan yang diraih Balikpapan sekarang adalah berkat hasil dari kota Balikpapan sendiri yang mampu mencapainya melalu manajemen tata kota dan ekonomi yang sangat baik. Balikpapan juga bukan kota yang rakus akan keuntungan, hal ini bisa dilihat dari kota ini menolak keras adanya kegiatan pertambangan, ini agar Balikpapan bisa terus konsisten menjaga lingkungan dan tata kotanya yang baik, karena akibat dari kegiatan pertambangan sangatlah besar kalau dilihat dari kota-kota di Kalimantan Timur lainnya yang bebas melakukan kegiatan pertambangan, padahal secara lokasi, Balikpapan juga memiliki struktur tanah yang kaya tambang seperti daerah-daerah lain, beberapa perusahaan tambang getol membujuk pemkot Balikpapan untuk mengizinkan kegiatan pertambangan, namun Balikpapan masih teguh pada pendiriannya, walaupun Pemprov sudah mulai terlena dengan bujukan perusahaan-perusahaan itu. Balikpapan memiliki salah satu bandara terbesar di Indonesia, bahkan akan semakin besar dikarenakan adanya mega proyek perluasan bandara Sepinggan yang akan selesai awal tahun depan. Semua pembangunan ini hampir seluruhnya merupakan kerja keras dari PT. Angkasa Pura, Pemprov dan DPRD mencoba merubah nama dari Bandara Sepinggan menjadi Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, hal ini mendapat penolakan dari beberapa warga Balikpapan, karena mereka sudah nyaman dengan nama yang lama, itu adalah kekesalan masyarakat Balikpapan yang pertama. Balikpapan memang mungkin salah satu dari kota yang bisa berdiri dari kakinya sendiri, karena struktur ekonominya yang sudah cukup kokoh pondasinya, namun begitu tidak semua proyek di Balikpapan dapat mereka tangani sendiri, dan tidak semua tanah di Balikpapan dapat diatur oleh Balikpapan sendiri. Yang terlihat adalah proyek pembangunan Stadion Persiba Balikpapan yang baru, proyek ini butuh bantuan dana dari Pemprov, karena total proyek hampir memakan 2 triliyun rupiah, hasilnya dapat dilihat, Pemprov terkesan lamban dan cuek, karena mungkin bagi mereka proyek ini tidak dapat memberi keuntungan apa-apa, berbeda ketika diselenggarakannya PON di Kaltim, Samarinda dibangunkan 3 stadion sekaligus bertaraf internasional yang tentunya banyak juga mungkin permainan di belakangnya, hal ini menimbulkan kekesalan lagi di rakyat Balikpapan, karena terkesan tidak adil untuk proyek seperti ini mereka tidak mendapat perhatian yang serius dari Pemprov, itu adalah kekesalan yang kedua. Kekesalan yang ketiga adalah pembangunan Supermal di tengah kota Balikpapan, dulunya lahan ini adalah eks rumah sakit Puskib yang dirubuhkan, masyarakat Balikpapan menganggap lahan ini sebaiknya dimanfaatkan untuk lahan hijau dan taman kota sehingga jalanan yang sudah macet disekitarnya dapat lebih lapang dan hijau, pemkot pun telah mendukung kemauan warga, namun apa yang di benak warga berbeda dengan kemauan Gubernur Kaltim, berbekal Proyek dan Profit oriented, Pemprov mengingikan berdirinya Supermal disana tanpa meninjau kembali Amdal dan dampak lalin nantinya disana, Gubernur mengatakan disana adalah tanah Pemprov dan Supermal akan bermanfaat dan memberi lapangan kerja yang banyak bagi masyarakat Balikpapan. Hal ini kembali memberikan kekesalan pada warga Balikpapan, aspirasinya seakan tak pernah didengar oleh Pemprov Kaltim, apa yang mereka harapkan adalah modernisasi sejalan dengan kenyamanan, buat apa kota yang modern kalau nantinya hanya macet yang diterima, buat apa gedung tinggi dimana-mana kalau hanya banjir yang akan sering ditemui nantinya, semuanya telah ada di benak warga Balikpapan sehingga mereka amat kesal dengan keputusan ini. Kekesalan keempat mungkin adalah puncak dari perasaan dianaktirikannya warga Balikpapan terhadap pemprov yaitu pembangunan Trans Studio yang diputuskan di Samarinda, padahal lahan kosong di Balikpapan masih lebih banyak dari Samarinda sekarang ini. Tapi mungkin kekesalan ini dapat cepat mereda, karena mungkin Balikpapan tidak perlu Trans Studio, mereka akan dapat membuat sendiri Trans Studio mereka di masa depan, dimana mereka masih memiliki banyak lahan kosong di Pinggir kota. Perasaan kesal berujung pada kepentingan politik, dimana warga Balikpapan sebagian besar sudah sadar politik. Pemilihan lokasi Trans Studio di Samarinda juga mungkin berbau sedikit politis untuk meraup suara, karena Awang Faroek akan kembali mencalonkan diri menjadi Gubernur berpasangan dengan Mukmin Faisyal, pasangan yang sangat kuat ditopang hampir seluruh partai, tapi kondisi mungkin berbeda di Balikpapan, kekesalan pada Awang Faroek mungkin akan berujung pada kepentingan politik, apalagi yang menjadi lawan Awang Faroek adalah Imdaad Hamid, sosok yang sudah banyak dicintai di Balikpapan, walikota yang memiliki banyak nilai bagus di mata warga Balikpapan, mungkin nantinya Awang Faroek akan kesulitan mendulang suara di Balikpapan, walaupun ditopang oleh partai besar. Setelah semua penjelasan itu, mungkin Awang Faroek sadar bahwa dia akan mendapat perlawanan keras di Balikpapan, akhirnya dia melihat momen yang tepat pada saat penerimaan Adipura Kencana di Balikpapan dia turut hadir dan memberi komentarnya, "Balikpapan adalah kota yang bagus dan indah, beberapa pembangunan sudah dilaksanakan, namun Balikpapan jangan merasa dianaktirikan, Pembangunan Stadion dan pembangunan lainnya adalah tanggung jawab saya, dan saua akan menyelesaikannya" kata awang Faroek. Well pak, masyarakat Balikpapan adalah masyarakat yang sudah sadar politik, mereka akan tau dengan sendirinya mana yang baik menurut mereka mana yang tidak, pada akhirnya mereka akan masih merasa kekecewaan karena aspirasi yang mereka mau tidak didengar. Tetaplah menjadi indah kota Balikpapan, Kubangun, Kujaga dan Kubela.

1371710950683105832
1371710950683105832

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun