Mohon tunggu...
Herman Zamani
Herman Zamani Mohon Tunggu... -

Mencoba melihat kehidupan dari berbagai sudut pandang.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

R&D Sinar Mas Forestry: Inovasi untuk Lestari

5 Juni 2016   16:48 Diperbarui: 5 Juni 2016   16:56 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang pekerja tengah mengamati benih tanaman dalam media buatan. Perekrutan warga lokal dilakukan dalam proses pekerjaan ini. (foto: pribadi)

Komitmen Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas untuk tidak menggunakan kayu yang berasal dari hutan alam sebagai bahan baku produksi merupakan point utama dalam kebijakan Forest Conservation Policy (FCP) yang digulirkan sejak 2013. Implikasinya jelas, APP berfokus penuh pada penggunaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang lestari sebagai bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi.

Pergeseran paradigma ini menuntut akselerasi adaptasi dalam rantai produksi. Pihak yang memikul tanggung jawab di bagian hulu proses produksi adalah Sinar Mas Forestry (SMF). Sedangkan divisi yang ditugaskan melakukan inovasi adalah bagian Research and Development (R&D) atau sering disebut Litbang. Peran R&D di sini tidak main-main. Lewat penelitian dan pengkajian secara ilmiah, didapatkan solusi untuk memenuhi target produksi sembari terus konsisten di jalur kebijakan FCP.

Saya bersama rekan awak media berkesempatan mengunjungi pusat R&D milik Sinar Mas Forestry atau disebut SMF R&D Center di Perawang, Kabupaten Siak, Riau.

Terletak di kawasan yang asri di Perawang sekitar 1,5 jam perjalanan dari Pekanbaru, R&D Center ini merupakan induk dari R&D yang dimiliki Sinar Mas Forestry.

"Semua penggodokan ide dilakukan di Riau, dan implementasinya di semua unit Sinar Mas Forestry yang mencakup Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur." terang Bambang Herdyantara selaku Senior Researcher R&D Sinar Mas Forestry

Menggunakan pendekatan bioteknologi yang canggih, inti dari pekerjaan yang dilakukan oleh R&D Center ini adalah menghasilkan benih unggulan yang menjadi bahan baku produksi. Sebagai penjaga hulu rantai produksi, R&D Center bertanggung jawab memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku dari Hutan Tanaman Industri.

Untuk benih saja, Sinar Mas Forestry menyediakan lahan seluas 3000ha. Ada dua jenis pohon yang menjadi fokus penelitian, yaitu Akasia dan Eucalyptus, masing-masing dengan berbagai ragam spesies.  

Beberapa spesies yang dikembangkan diperbanyak secara generatif maupun vegetatif. Untuk pengembangbiakan benih Akasia, mayoritas masih memakai cara generatif (90%) dan vegetatif (10%). Sedangkan Eucalyptus telah mencapai 100% dikembangbiakkan secara vegetatif. Khusus pengembangan secara vegetatif, terdiri dari klon yang masing-masing memiliki ciri unggulan tersendiri.

Ketahanan terhadap hama, kerapatan kayu, wood consumption (konsumsi kayu per m3 dalam produksi), adalah di antara ciri unggulan yang dikembangkan.

Benih tanaman yang sudah tumbuh, diklasifikasikan sesuai ragam spesiesnya (foto: pribadi)
Benih tanaman yang sudah tumbuh, diklasifikasikan sesuai ragam spesiesnya (foto: pribadi)
Di tempat ini juga dikembangkan benih lokal. Ada 3 spesies lokal yang menjadi fokus, yaitu Meranti Kuning, Gerunggang, dan Balangeran. Spesies lokal ini memiliki keunggulan dibanding spesies lain yang berasal dari luar, terutama pada ketahanan terhadap penyakit.

Bagi spesies lain yang rentan terhadap penyakit, dilakukan berbagai eksperimen dan inovasi dalam unit Bio Control Development. Tugas utamanya adalah mengendalikan hama dan penyakit. Salah satu inovasinya adalah pengembangan musuh alami tanaman berupa organisme hidup. Inovasi ini sangat bermanfaat meminimalisasi penggunaan pestisida, sehingga lebih ramah lingkungan.

Selain tenaga akademis profesional, R&D yang berada di bawah PT Arara Abadi ini juga merekrut warga lokal sebagai pekerja. Saya berkesempatan melihat kerja mereka di proses penanaman pada media buatan. Seluruh pekerja di bagian proses ini adalah perempuan. Pertimbangannya adalah tingkat ketekunan dan ketelitian perempuan yang rata-rata lebih tinggi dibanding laki-laki. Mereka adalah lulusan SMK yang telah terlebih dahulu mendapat pelatihan khusus. Kami hanya melihat dari balik kaca, karena kesterilan menjadi perhatian utama dalam penanaman ini.

Salah seorang pekerja tengah mengamati benih tanaman dalam media buatan. Perekrutan warga lokal dilakukan dalam proses pekerjaan ini. (foto: pribadi)
Salah seorang pekerja tengah mengamati benih tanaman dalam media buatan. Perekrutan warga lokal dilakukan dalam proses pekerjaan ini. (foto: pribadi)
Proses penanaman di media buatan ini seluruhnya dikerjakan oleh perempuan (foto: pribadi)
Proses penanaman di media buatan ini seluruhnya dikerjakan oleh perempuan (foto: pribadi)
Tak lupa, R&D juga melakukan tanggung jawabnya terhadap kelestarian spesies tanaman yang sudah mendekati punah. Contohnya adalah Ramin, sebuah spesies yang kian langka ditemukan karena faktor musim yang tak tentu. Bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sinar Mas Forestry mengembangkan kawasan konservasi Ramin ini.

Inilah bukti keseriusan APP Sinar Mas dalam menjalankan Forest Conservation Policy. Era penggunaan bahan baku dari hutan alam telah berakhir. Pengelolaan Hutan Tanaman Industri yang berkelanjutan menjadi paradigma baru, sehingga produktivitas dapat berjalan beriringan dengan kelestarian alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun