Mohon tunggu...
Herman Matius
Herman Matius Mohon Tunggu... -

math

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penerapan Sisi IT dan Budaya pada Mudik

8 Juli 2016   09:06 Diperbarui: 8 Juli 2016   10:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua, boleh juga diterapkan plat warna baru misalnya orange (ini hanya untuk mudah membedakan). Regulasi plat orange ini misalnya mengatur tidak boleh keluar daerahnya, jadi jika nomor polisi B hanya bisa beredar di daerah plat B.  Tentunya plat orange pajaknya lebih murah dibanding pajak reguler yang seharusnya dinaikkan lagi. Dengan adanya dua aturan itu, kenaikan pajak kendaraan dan plat orange, mudik dengan kendaraan bermotor akan berkurang.

Aturan lain seperti pembatasan usia kendaraan yang beredar, pembatasan dp murah kendaraan bermotor, dan lainnya tidak dibahas karena sudah banyak dibahas.

  • Terapkan budaya baru
    Pepatah seperti "rajin pangkal pandai, hemat pangkat kaya" adalah sala satu pepatah yang hampir dikenal di seluruh masyarakat Indonesia karena turut dibudayakan atau diulang-ulang.

    Perlu pemahaman baru, yang harus dibudayakan. Untuk mudik, misalnya
    * Pimpinan mudik di hari kerja tanpa harus menunggu hari libur
    * Jika mudiknya sama di hari libur, apa tanda hebatnya
    * Anakku pulang bawa mobil, semoga dia bukan supir
    * Bawa motor balik kampung tapi kembali ke kota motor dibawa balik juga
    Itu hanya contoh, banyak penerapan lain.

  • Big Data

    Masa Mudik seharusnya dapat diwujudkan menjadi Big Data.
    1. Peta mudik, statistik mudik dengan motor, mobil, pesawat, bus, dll
    Untuk mewujudkan perlu adanya tiket online di semua baik pesawat, kereta, dan bus. Untuk mobil perlu adanya catatan di pos tol dan untuk motor agak susah, contohnya dengan survei.
    Intinya sistem harus terkoneksi.

    2. Peta Daerah destinasi mudik
    Jika diketahui mereka yang mudik dari Jakarta kemana saja, dan terbanyak di daerah apa. Itu bisa digunakan untuk pertimbangan perkembangan daerah tersebut. Contohnya juga jika diketahui ternyata yang mudik dari Jakarta ke daerah A sangat banyak dan mayoritas adalah profesi pedagang. Data itu sangat penting.

    3. Peta macet saat mudik dll

  • Rayuan Kampung Halaman

    Mudik harusnya dijadikan saat bekerja untuk daerah destinasi untuk merayu mereka menetap di daerah destinasi dan selain itu untuk mengoptimalkan dana yang dipegang pemudik saat mudik. Agar menetap di daerah destinasi tentunya harus ada ikatan, misalnya ada pekerjaan karena itu bisa adakan lain wawancara kerja saat mudik, pameran kerja. Selain itu, pameran perumahan atau pameran usaha, inverstasi dan program donasi/ yayasan pembangunan daerah juga ide yang baik. Selain itu optimalisasi bisa berupa hal lain, yang tentunya tiap destinasi punya ide yang baik. Kepentingan daerah destinasi kadang bertolak dengan yang direncanakan pemerintah ataupun daerah kota. Misalnya pengadaan festival atau apapun yang diadakan di daerah destinasi untuk memungkinkan bertemunya para pemudik dengan kalangan pebisnis atau masyarakat di daerah destinasi kadang berefek pemudik yang membawa orang ke kota, karena satu dua hal seperti pernikahan dll.

  • Terima kasih sudah menyimak. Demikian, cukup dulu. Mudik adalah budaya yang baik, akan tetapi efek negatifnya harus dikurangi. Kadang, walaupun mudik itu baik, tidak mudik pun baik. Bagi pemerintah, jika peminat melebihi infrastrukturnya jangan malu dan harus berani untuk membatasi tapi bukan dengan melarang. lakukand engan himbauan dengan pendekatan budaya. Misalnya mengadakan Wisata Jakarta Kosong di masa mudik untuk kota Jakarta. Akhir kata, banyak berpikir mudik karena suatu perayaan namun mudik itupun dengan sendirinya adalah perayaan juga.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun