Mohon tunggu...
Herman Seran
Herman Seran Mohon Tunggu... Petani - Petani

Pekerja swasta yang menulis sebagai hobi dengan ketertarikan multispektrum. Konsentrasi khusus pada valuasi projek, manajemen organisasi, pemberdayaan masyarakat, komunikasi dan negosiasi strategis dan ekonomi ekstraktif.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Network, Tulang Punggung Informasi

1 Februari 2019   17:22 Diperbarui: 4 Februari 2019   11:10 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin valid informasi yang dipakai dalam penyusunan rencana usaha, semakin kecil angka diskon yang dipakai dus semakin besar nilai usaha tersebut dimata banker atau investor. Di sinilah informasi dapat dikuantifikasi nilainya dalam nilai tukar alias uang. 

Organisasi yang memiliki informasi yang memadai dan berkualitas akan mampu menakar dengan lebih akurat resiko tindakannya dan mengantisipasi dampak negatif yang tidak diharapkan. Ada adigium yang sering kita dengar: 'kalah mata, kalah uang!'. Kita bisa katakan: kalah informasi, kalah uang. Pandangan ini sangat benar menggambarkan situasi kompetitif kita saat ini. 

Memiliki informasi lebih merupakan keunggulan kompetitif karena memiliki kemampuan mendikte dinamika persaingan. Namun, informasi tidak hanya penting untuk kompetisi, tetapi juga untuk tujuan sinergi. 

Dengan informasi yang cukup, suatu institusi atau badan dapat mengembangkan sinergi yang saling menguntungkan dengan para pemangku kepentingan secara lebih efektif. Misalnya saja, jika perencana warung makan di atas mengetahui info tentang pemasok bahan makanan yang berkualitas tetapi tidak memiliki pembeli tetap, keduanya bisa bekerja sama dan menghasilkan nilai tambah, hanya karena keduanya memiliki informasi. 

Situasi yang sama berlaku bagi daerah-daerah pinggiran Indonesia yang hendak mengakselerasi pembangunannya di abad informasi ini. Kemampuan daerah pinggiran menguasai informasi dan jaringan informasi akan memberinya keunggulan strategis dalam mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai hasil yang optimal. 

Kemajuan teknologi informasi didukung dengan penyebaran warganya yang tinggal di seantero dunia merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh para pemimpin daerah pinggiran Indonesia. Jaringan informasi diaspora macam ini sebaiknya dioptimalkan untuk mengumpulkan informasi tentang penyebaran sumberdaya, teknologi, praktek -- praktek pembangunan terbaik dari seluruh dunia agar pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat guna. 

Pemikiran tentang pentingnya informasi dan jaringan ini yang mendasari ide tentang pentingnya pemetaan dan inventarisasi penyebaran diaspora daerah yang ingin berjejaring. Dengan tersedianya informasi dan jaringan yang terdokumentasi dengan baik, pemerintah daerah memiliki fleksibilitas untuk mengumpulkan informasi dan sumberdaya secara murah meriah untuk mempercepat pembangunan wilayah yang umumnya terbelakang. 

Tersedianya informasi jaringan intelektual, misalnya, merupakan satu cara kreatif untuk mengumpulkan informasi dan membuka kemungkinan menuju sumberdaya dan jaringan turunan yang dimiliki oleh orang-orang tersebut. Apalagi, diaspora di perantauan umumnya sangat guyub. Secara anekdotal, daerah pinggiran punya banyak sumberdaya manusia handal yang siap menjadi bagian dari pembangungan kampung halaman mereka. 

Selama ini, intelektual daerah yang tersebar di luar sering dikhawatirkan sebagai ancaman bagi mereka yang di daerah. Kenyataannya, banyak dari mereka bersedia mendarma baktikan kemampuannya tanpa pamrih, jika diberi ruang. Namun, sering juga terjadi bahwa saat tidak cukup kapasitas di daerah untuk memecahkan persoalan -- persoalan pelik, pemerintah lokal kebingungan mencari konsultan luar dengan biaya yang sangat mahal, hanya karena mereka tidak mempunyai informasi tentang warganya yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan. 

Seandainya mereka harus dibayar, masih lebih menguntungkan karena uang yang dikirim dari pusat tidak dikembalikan ke luar tetapi dikembalikan pada putera daerah sendiri sehingga efek ekonomi bergandanya positif bagi pembangunan daerah. Karena itu, sebaikanya para pemimpin lokal melakukan pemetaan jaringan intelektual diasporanya yang tersebar di mana -- mana. 

Pemetaan tersebut akan menjadi referensi bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjalin sinergi dan kerja sama untuk mempercepat pembangunan daerah pinggiran Indonesia. Menguasai informasi dan jaringan informasi memberi peluang untuk memutuskan kebijakan secara efektif dan bertindak secara efisien. Kalah mata, kalah uang! Kalah informasi, kalah pembangunan! Kalah jaringan di abad informasi, ibarat tubuh tanpa tulang punggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun