Mohon tunggu...
Herman Susanto
Herman Susanto Mohon Tunggu... Human Resources - Film, Musik, Kuliner

Suka U2, Dewa, Wolverine, Batman, Marvel, Coklat, masakan ayam, sate, rawon, bakso, warna hitam, putih, abu abu, biru.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Black Widow, Bukan Superhero yang Superhero

18 Juli 2021   15:29 Diperbarui: 20 Juli 2021   13:05 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada dua karakter dalam tim THE AVENGERS yang sama sekali tidak punya kekuatan super atau setidaknya punya peralatan super canggih yang menjadikannya super hero, yaitu Clint Barton alias HAWKEYE dan Natasha Romanoff alias Black Widow.

Mereka berdua adalah anggota tim paling lemah walaupun punya kemampuan tarung yang hebat, kombinasi beladiri, jago panah, kontra spionase, infiltrasi dan sabotase.

 Namun Black Widow memiliki daya tarik tersendiri bagi fans MCU, dan ini disebabkan setidaknya 3 hal, pertama : Marvel memilih aktris yang tepat memerankannya, yaitu Scarlet Johannson -- dan seolah memang Black Widow adalah dia, atau dia adalah Black Widow. 

Kedua : dari The Avengers : Age of Ultron ketika Nat mengalami mimpi yang memperlihatkan dia memiliki masa lalu yang gelap setelah terhipnotis oleh Wanda Maximoff menumpuk rasa penasaran para fans. 

Ketiga : fans tertarik dan bersimpati dengan perjuangannya, mulai jadi asisten lalu anggota The Avengers, keteguhan hatinya memperjuangkan apa yang dia yakini, nyaris jadi pacar Bruce Banner (Hulk) dan persahabatan sehidup sematinya dengan Hawkeye.

Cerita dimulai dengan masa kecil Nat bersama "keluarga"nya. Di era Perang Dingin AS -- Uni Soviet tahun 1990 an. Keluarga hanya keluarga setingan, tak lebih dari sebuah operasi rahasia Soviet yang terdiri atas Alexei subjek pertama proyek Red Guardian (David Harbour) serdadu super Soviet (untuk mengimbangi Captain America, Melina Yostokof subjek pertama agen Black Widow (Rachel Weisz) hasil karya Dreykove dengan proyek Red Room nya.

"Keluarga" ini harus bubar karena kedok mereka ketahuan oleh CIA. Alexei berpisah dengan Melina, bahkan kedua "kakak beradik" Natasha dan Yelena juga dipisah dengan reka adegan yang menyentuh plus lagu pembuka.

www.michalejcinema.wordpress.com
www.michalejcinema.wordpress.com

Lalu adegan masuk ke masa Natasha sudah bergabung dengan The Avengers, tepatnya dia melarikan diri pasca peristiwa Captain America : Civil War (2016), pada bagian ini irama terasa datar karena hanya menampilkan Nat yang berupaya keras untuk "lay low" sampai akhirnya dia menemukan paket yang dikirim oleh Yelena -- "sang adik" yang sebetulnya bertujuan agar Nat menyembunyikannya.

Namun Nat malah ke Budapest menemui Yelena dan menemukan fakta mengejutkan bahwa operasi rahasia yang dia lakukan bersama Barton yaitu membunuh Dreykov -- setelah dia membelot -- gagal total  dan malah Dreykov berhasil membidani Taskmaster yang punya kemampuan meniru pergerakan semua lawan, yang menjadikannya agen pembunuh berkemampuan super. 

Dan ini kemudian menjadi sebab bagaimana mati matiannya Nat menghadapi Taskmaster, berusaha mengalahkannya tanpa membunuhnya seolah manifestasinya untuk menebus semua beban mental yang menderanya.

Disinilah babak kedua dimulai dan irama mulai dinamis -- Nat dan Yelena mencari Alexei dan Melina dengan tujuan untuk menghancurkan operasi Red Room untuk selamanya. 

Pertemuan keluarga ini dimaknai tersendiri oleh Nat dan Yelana. Yelena lebih memaknainya secara emosional sekalipun dia sadar bahwa keluarga ini adalah rekaan, Nat bersikap emosional yang pragmatis.

Yelena yang dibesarkan dalam lingkungan Red Room bersama ratusan agen Black Widow dibawah kendali serum pikiran sangat menonjol dengan motifnya, begitu jelas sejak awal kemunculannya hingga akhir.

Untuk Nat, skenario memgotakkannya ke dalam pergulatan batin -- sebuah rasa bersalah karena kegagalannya membunuh Dreykov dan kegagalannya itu melahirkan Taskmaster, yang membuatnya ingat pada dirinya.

Fakta kegagalannya itu tetap berakibat ratusan anak anak diculik dan diibesarkan menjadi pasukan pembunuh yang sadar dengan yang dilakukan, tetapi tidak memiliki kemampuan menolak misi.

www.comicbook.com
www.comicbook.com

Ada plot hole yang rada mengganggu logika, seperti senjata rahasia Dreykov adalah ramuan pheromon yang bisa bikin semua yang mencium baunya tidak berkutik -- aku rasa sangat aneh kalau bahkan saya bisa katakan "menggelikan".  Mestinya Nat menyuntikan virus flu supaya hidungnya mampet atau memasang alat khusus super mini  yang bisa menyaring bau itu. Tapi okelah tidak ada karena kondisi mereka serba terbatas. Namun tetap saja bagian terasa "menggelikan"

Namun yang membuat terkejut, mengapa Nat maupun Yelena tidak memikirkan nasib ratusan napi politik ketika harus menjemput Alexei "ayah" mereka dari penjara. 

Seolah semuanya itu pantas dijadikan sebagai collateral damage untuk seorang Alexei. Dan lagi MCU mematok mati tone dari stand alone ini menjadi suatu batu loncatan untuk proyek MCU berikut yang mungkin akan menjadi bagian dari Disney +.

 Namun aku tetap senang dengan film ini, sekiranya BW dibuat sebelum Civil War dimana dia membelot ke pihak The Avenger dan ini merupakan sekuelnya. Namun ini sudah cukup memuaskan dahaga. 

Aku juga suka dengan dialog penuh sindiran terutama dari Yelena terhadap Nat dengan gaya mendarat Nat yang khas, atau sindiran terhadap keterikatan Nat terhadap The Avengers sebagai keluarga, yang justru terpecah pasca kejadian Captain America : Civil War yang justru berakibat Nat menjadi salah satu buronan dunia.

 Saya suka dengan keberadaan "keluarga setingan" nya, bagaimana mereka bertemu setelah dua dekade, semua cast tampil begitu solid, dan saya terpesona oleh Florence Pugh yang tampil ciamik membuat karakter Yelena mengimbangi kebintangan Black Widow atau bagaimana mimik wajah Rachel Weisz menampilkan Melina sang Black Widow pertama yang bahkan tidak sanggup mengeluarkan suara ketika melihat Alexei, Nat dan Yelena muncul lagi dalam kehidupannya. Tentu saja Disney dan MCU tidak akan mau kehilanngan muka bila tidak menampilkan adegan crash -- boom -- bang serta aksi heroik yang akan memanjakan mata kita.

 

Rating : 13+ 

Score :  Cerita (8) / Plot (7) / 1st act (6) -- 2nd act (7) -- 3rd act (7) /Akting (8) /Action (8)

 Final Score : 8 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun