Mohon tunggu...
Herman Susanto
Herman Susanto Mohon Tunggu... Human Resources - Film, Musik, Kuliner

Suka U2, Dewa, Wolverine, Batman, Marvel, Coklat, masakan ayam, sate, rawon, bakso, warna hitam, putih, abu abu, biru.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Mangkujiwo", Iblis Terkuat Bersemayam di Sini

1 Februari 2020   16:24 Diperbarui: 3 Juni 2021   09:46 2268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini sebuah film horor yang sebenarnya lebih kental unsur dramanya . Sekalipun tujuan akhir film ini adalah cikal bakal Kuntilanak. 

Semua berawal dari dendam antara Broto (Sujiwo Tejo) kepada Tjokro (Roy Marten) yang sudah memfitnahnya, sehingga Broto merancang sebuah skenario untuk membalaskan dendamnya kepada Broto lewat sebuah proses yang panjang yaitu menggunakan darah daging Cokro, selain meninggal alami, tidak ada cara lain untuk mencabut nyawa Cokro selain darah dagingnya sendiri.

Brotopun menjemput Kanti -- seorang gadis mantan penari -- yang difitnah gila oleh Tjokro lalu dipasung, dalam keadaan hamil muda. Namun Kanti hanya pindah dari mulut buaya ke mulut harimau. 

Di tempat Broto, Kanti mengalami ritual mistik bertubi tubi yang juga tak kalah kejam, semua itu agar janin yang tumbuh dalam rahim Kanti tersusupi oleh ilmu hitam itu agar kelak dapat dimanfaatkan untuk mencabut nyawa Tjokro, sekaligus menguasai 2 Loji Pusaka berupa Cermin Pengilon Kembar.

Adegan adegan yang bikin gilu dipapar secara gamblang dalam proses ritual itu, mulai dari acara makanan menjijikkan (rempelo mentah dari tikus got yang disembelih) atau hingga Broto menyiksa diri namun tidak terluka karena ilmu saktinya, juga dengan pemunculan makhluk -- mahkluk ghoib dengan bantuk aneh.

Film garapan Azhar Kinoi Lubis ini sebenarnya bisa mencapai hasil yang lebih baik, skenarionya sudah tidak mengandalkan jumpscare sebagaimana film horor mainstream kebanyakan. 

Ada isu kekerasan terhadap perempuan yang menciptakan tokoh Kanti (Asmara Abigail) -- yang menjadi boneka mainan Tjokro, ketika sudah mengandung anaknya. ia dibuang ke desa yang jauh, dipasung sebagai perempuan gila.  Abigail sekali lagi memerankan karakter ini dengan totalitas.

Tokoh Uma -- anak yang dilahirkan dari rahim Kanti juga tidak mempunyai ruang eksplorasi selain hanya diperkenalkan sebagai alat untuk balas dendamnya Broto kepada Tjokro. Ada lagi Nyai Kenanga (Djenar Maesa Ayu) yang adalah penasihat spiritual yang misterius.

Namun hanya sebatas itu, saya ga pernah mengerti dengan pasti mengapa dia lalu beralih keberpihakan -- selain asumsi bahwa dia ingin ke 2 pusaka itu bersatu, tetapi kembali,apa gunanya untuk dia? Apa tujuannya?

Ada juga pengabdi Broto yang bisu dan bungkuk bernama Sadi, tidak diketahui siapa dia dimasa lalunya, kenapa dia mengikut Broto sekalipun dia tahu persis apa yang dibuat Broto itu bukan tindakan tulus, melainkan rentetan dari skenario jahat dan gelap untuk mencabut nyawa tokoh jahat lainnya. Iya, tidak ada tokoh baik disini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun