Mohon tunggu...
Herman Susanto
Herman Susanto Mohon Tunggu... Human Resources - Film, Musik, Kuliner

Suka U2, Dewa, Wolverine, Batman, Marvel, Coklat, masakan ayam, sate, rawon, bakso, warna hitam, putih, abu abu, biru.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Bad Boys for Life, 17 Tahun Penantian Yang Mengesankan

18 Januari 2020   13:15 Diperbarui: 30 Januari 2020   19:17 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Movie Network.Facebook

Dalam pengalaman menonton saya, saya sangat suka dengan film duet polisi seperti  : LETHAL WEAPON (Mel Gibson -- Danny Glover, 4 sekuel/1987-1998), RUSH HOUR (Jackie Chan -- Chris Tucker, 3 sekuel/1998 -- 2007), dan akhirnya SONY PICTURES meluncurkan sekuel ke 3 dari BAD BOYS, setelah 17 tahun. Saya berharap cukup tinggi, sekalipun ada rasa was was karena seri ke 2 yang kurang mengesankan bagiku.

Setelah 25 tahun bertugas sebagai polisi, Marcus Bennet (Martin Lawrence) berniat untuk pensiun. Niat ini muncul ketika putrinya melahirkan seorang anak, dan dia resmi menjadi seorang kakek. Tentu saja ini ditentang oleh Mike Lowrey (Will Smith). Sementara itu di sebuah penjara ketat, seorang napi wanita gembong narkotik Isabel Aretas (Kate de Castillo) berhasil meloloskan diri dalam sebuah keributan dan segera bergabung dengan putra tunggalnya yang sudah dewasa, Armando (Jacob Scipio). Isabel dengan cepat menyusun pengembalian kekuasaan wilayah, termasuk rencana balas dendam untuk semua aparat hukum yang terlibat dalam penangkapannya dan Mike Lowrey adalah salah satunya.

Armando berhasil menemukan Mike dan memberondongnya di tengah jalan, namun tidak membuat Mike terbunuh. Kejadian ini membuat sebuah penyesalan di hati Marcus dan bersumpah untuk pensiun bila Mike selamat. Mike memang selamat tetapi dia berniat mencari tahu siapa yang berniat membunuhnya. Kapten Polisi Howard tidak kuasa menolak keinginan Mike, lalu menempatkannya dalam unit investigasi khusus (AMMO) dibawah pimpinan Letnan Rita (Paulo Nunez), namun kehadiran Mike sudah diantisipasi oleh Isabel yang memang punya dendam kesumat dan bertekad membuat hidup Mike menderita sebelum membunuhnya.

Akhirnya kejar mengejar tidak terjadi dan korbanpun berjatuhan tanpa berhasil mengungkap siapa dalang dibalik pembunuhan beberapa aparat hukum  sampai akhirnya unit khusus AMMO pimpinan Rita dibubarkan.Namun, Mike akhirnya berhasil mengetahui siapa yang mengejarnya dan terkuaklah kisah lama yang dia tutup selama 25 tahun.

Sekalipun kursi sutradara sudah dipegang oleh nama baru -- duo Adil El Arbi dan Billal Falah, namun ciri khas Bad Boys awal tetap tidak berubah. Hubungan persahabatan Mike-Marcus tetap merupakan bagian menjadi khas. Namun ada hal baru yang ditambahkan, duo detektif konyol ini mendapat bantuan dari unit khusus pimpinan Rita yang diisi oleh tenaga muda yang high tech dan enerjik serta berani ambil resiko.

Adegan aksi kejar kejaran juga tetap menjadi salah satu andalan film ini, namun tidak sebombastis gaya Michael Bay, dengan pergerakan kamera yang dinamis, diiringi musik yang berdentum. Naskah film juga menampilkan sisi sentimentalnya -- walau tidak membuat saya baper, namun logis karena seiring dengan mulai menuanya Mike dan Marcus.Film ini juga lebih berdarah dibandingkan dengan dua pendahulunya, namun memang kekerasan yang lebih ekspilisit bukan bumbu pedas yang dihamburkan, namun sebagai konsekuensi logis dari karakter antagonis dan merupakan khas dari kejahatan kartel.

Kalaupun ada sisi lemah film memang ada dalam 1 hal, tidak terdengar berita apapun tentang kejahatan yang dilakukan kartel Isabel selama Mike dirawat hingga sembuh, atau pertempuran habis2an di sebuah rumah vila tua, dimana sebuah tiang penyangga yang sudah tidak begiu kokoh (tetap saja keras karena dari semen) bisa dirubuhkan dengan ditabrak oleh Dorn anggota AMMO, namun anehnya tidak rubuh dengan letusan granat luncur.

Namun pada akhirnya, saya pikir -- jarak 17 tahun penantian tetap terbayarkan dengan sekuel ke 3 ini. Fun, exciting, and entertaining -- tidak hanya bagi generasi 1995 dan 2002, tetapi juga bagi penonton generasi sekarang. Skor ? 4 / 10 ( 17 + )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun