Mohon tunggu...
Herman Wijaya
Herman Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Pedagang tempe di Pasar Depok

berminat dengan tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Syuting Film Penuh Tawa bersama Penyandang Disabilitas

1 Desember 2018   12:24 Diperbarui: 1 Desember 2018   15:02 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyandang disabikitas netra umumnya menjadi pemain. Penyandang disabilitas autis memilih jadi penata musik, kebetulan ada yang memikiki keahlian bermsik, termasuk seorang disabilitas netra yang menjadi pengajar musik di sebuah SMA.

Sedangkan disabikitas daksa ada yang memilih sebagai pemain, penulis, atau bidang manajemen produksi.

Para penyandang disabilitas yang mengikuti program inklusi film, dibimbing oleh KCFI untuk mengenal dunia film dan diarahkan untuk bekerja di dunia film. Untuk itu mereka telah diberikan workshop perfilman selama 2 hari oleh Yayasan Citra PPHUI (Pusat Perfilman H Usmar Ismail), pada 27 - 28 Oktober 2018 lalu.

"Mereka umumnya serius. Disiplin dan tepat waktu. Banyak disabilitas yang justru memiliki kelebihan dibandingkan kita yang normal. Penyandang disabikitas netra memikiki insting yang kuat, disabilitas daksa sangat serius dan tekun dalam bekerja," tutur Ketua KCFI  Budi Sumarno.

Para mentor yang mengajar mereka adalah orang-orang berpengalaman dalam pembuatan film. Di antaranya Tengku Rusian (artistik), Ismail Sofyan Sani (penyutradaraan), Bernhard Uluan Sirait (penata kamera), Guntoro Sulung (akting), Dharma Maolana (penata suara) dan lain-lain.

dokpri
dokpri
Setelah mengikuti workshop mereka diajak mengikuti praktek pembuatan film secara langsung di PPHUI Kuningan Jakarta, menggunakan alat-alat yang dimiliki oleh Badan Pengembangan SDM Citra (BP SDM Citra).Hingga tahun 2016 BP SDM Citra telah berhasil menyelenggarakan berbagai program pendidikan di bidang film; sebanyak 500 angkatan; jumlah peserta mencapai 10.000 orang lebih dan 7000 orang alumni.

Workshop dan fasilitasi pembuatan film merupakan
bentuk kepedulian kemenaker terhadap disabilitas.  Kemnaker di dukung oleh Bank Rakyat Indonesia melakukan kegiatan" Workshop Inklusi Film tingkat Lanjutan yang di selenggarakan pada 27-30 November 2018, yang pesertanya adalah adz d  Disabilitas ( Netra, Tuli, Daksa, Autis, Korban Paska Narkoba, ADHA ).

Melalui workshop itu Kemenaker berharap penyandang disabilitas ini, bukan hanya menjadi pekerja film saja. Tapi juga mempunyai peran dalam proses produksi film itu sendiri. Untuk itu Menaker Hanif Dhakiri berjanji pihaknya akan terus bekerjasama denganKomunitas Pecinta Film Indonesia (KCFI) untukmembuka  HYPERLINK.

dokpri
dokpri
Peluang kerja akan terbuka bagi disabilitas di industri perfilman , Film Indonesia akan maju , karena disabilitas jugabagian dari pencinta dan penikmat Film Indonesia. Dalam menyambut hari disabilitas internasional tersebut, Hanif Dhakiri juga mengajak PNS Kemnakerdan Staffnya untuk berempati, berbagi cerita menjadi relawan Bioskop Bisik untuk menonton film di bioskop, bersama Tuna Netra dan Disabilitas lainnya.
 
Dalam  menyambut Hari Disabilitas Internasional tanggal 3 Desember 2018 yang rencananya akan di laksanakan di Mal Summarecon Tangerang,  film pendek karya penyandang disabilitas peserta workshop film  akan di tampilkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun