Mohon tunggu...
Herlin Variani
Herlin Variani Mohon Tunggu... Guru - Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Penulis Parents Smart untuk Ananda Hebat, Motivator generasi milenial, Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai Tak Tuntas Impian Tak Kandas

21 Agustus 2021   20:08 Diperbarui: 21 Agustus 2021   20:15 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Duh, ini punya saya salah semua. Kenapa dapet nilai 70 Bu?" Protes salah seorang siswa kelas VI di sebuah sekolah dasar pada masa itu."Itu batas KKM Nak. Kau layak mendapatkannya. Karena berani mencoba." Jawab sang guru lugas dan tangkas.

"Tapi di sekolah lamaku, ini bakal dapet nilai nol." Ujarnya lagi.

"Jangan kau bandingkan aku dengan dirinya. Karena itu sakit." Jawab sang guru dengan gaya jenaka menghadapi siswa baru yang raut mukanya penuh tanda tanya itu.

"Kenapa wajahmu sendu?" Kali lain sang guru bertanya melihat wajah salah satu siswinya cemberut mengamati buku latihan matematikanya.

"Nilai matematikaku tak baik." Ucapnya dengan mata berkaca-kaca sembari memperlihatkan latihan pada bab kecepatan itu. Tangannya tampak meremas lembaran buku yang berisi latihan yang telah dibuatnya.

"Biasa aja keles." Ujaran si guru cukup mengejutkan.

"Kalian semua tak mesti lihai dalam hitung menghitung kecepatan Nak. Jika naik mobil, itu ada alat penghitung kecepatannya. Begitu pun dengan motor dan kendaraan pada umumnya. So, apa yang kalian risaukan?" Ulasnya lagi diiringi tawa renyah. (Nyambung tak nyambung ya penjelasannya. Hehehe).Kalian tak mesti menguasai semua bidang Nak. Ahli di satu bidang saja cukup lah. Guna menopang kehidupanmu di masa depan nanti.

Petatah petitih guru muda itu membuat sinar cerah penuh harapan terpancar dari netra siswanya. Sang guru pun tersenyum ketika melihat siswa siswinya perlahan terbebas dari tekanan.

***

Petikan kisah di atas bukan sebuah ilustrasi belaka sahabat pembaca. Melainkan kejadian nyata yang terjadi di sebuah kelas yang diampu oleh seorang guru muda. Seorang guru perempuan yang kerap dianggap berbeda oleh lingkungannya.

Pantangan baginya membubuhkan nilai penghancur senyum siswa pada buku latihan mereka. Apa pun hasil tugas yang mereka kerjakan, tetap saja nilai memuaskan berhias bunga-bunga, sticker senyum dan bintang memenuhi lembaran tugas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun