Temuan-temuan ini membuat jiwa muda saya tersadar. Seolah terbangun dari tidur panjang. Menyadari kekeliruan atas tindakan yang lahir dari usia muda, ilmu yang masih mentah dan pengalaman yang masih hijau.Â
Tanpa menunggu nanti sikap pun berubah drastis. Mulailah menjelma menjadi guru sok asyik di tengah siswa. Semua mereka dirangkul dan diperlakukan sama. Mereka tak lagi dibeda-bedakan satu sama yang lain. Bahkan memberikan perhatian lebih pada siswa yang terkadang bersikap tak sesuai harapan saya sebagai seorang guru.Â
Lahirnya sebutan nakal untuk siswa bisa saja ini merupakan sikap saya dalam menyembunyikan kekurangan diri dalam menyampaikan maksud dan tujuan terhadap siswa. Hingga pesan yang dikirimkan tak sampai pada siswa selaku penerima pesan.Â
Begitu juga dalam memaparkan materi pembelajaran. Besar kemungkinan saya masih kurang kreatif hingga urung menarik perhatian siswa. Gagal menumbuhkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar dan berdalih siswa nakal, kurang ini itu dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, dari masa ke masa saya mulai belajar melihat kekurangan diri sebagai seorang guru dan mendalami keunggulan siswa. Lalu tanpa ragu untuk terus banyak belajar dan terus mengupgrade kualitas diri agar mampu menjadi guru profesional seutuhnya. Agar guru tak hanya sekadar profesi pencari nafkah belaka. Namun berpeluang mengmabil peran penting sebagai ujung tombak pembangun generasi bangsa yang akan membawa mereka menuju peradaban gemilang.
Oret-oret sore di ruang mimpi, 17.54 WIBÂ
Rabu, 11 Agustus 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI