Kehidupan di dunia begitu penuh fatamorgana. Kerap melenakan. Bahkan naasnya lagi, terkadang banyak yang lupa dengan asal muasal dan hakekat diri. Hingga melangkah tanpa arah yang jelas. Memperturutkan sorak sorai penonton.Â
Namun kala tak ada lagi pandangan yang tertuju pada kita, disitulah mata mulai terbuka. Terhenyak dan hati pun terasa hampa. Perlahan kesadaran mulai pulih. Bahwasanya melangkah demi menyenangkan orang lain hanya akan berakhir sia-sia. Akan mengakibatkan jiwa lelah. Namun hasilnya tiada.Â
Ketika berada pada titik kita tak lagi dibutuhkan bahkan tak dianggap, saat itulah netra akan menangkap. Siapa saja sosok yang akan selalu hadir dan bersedia membersamai langkah kita tanpa harus ada harga yang dibayar.
Ya. Ibu. Sosok yang tak pernah lelah menyayangi dan mendoakan buah hatinya. Bahkan selalu siap melayani anak-anaknya walau mereka sudah beranjak dewasa. Selalu mempedulikan anak-anaknya tanpa diminta.
Tak jarang seorang ibu terlupakan ketika kesibukan anak-anak mereka meningkat. Si anak begitu dikenal di mata dunia. Karena sosoknya yang sukses, bijak, supel dan ringan tangan dalam membantu banyak orang. Kehadiran si anak begitu dielu-elukan. Segala kebaikannya berdengung memenuhi pelosok negeri. Â
Namun, siapa sangka. Dibalik semua itu ada sosok yang terlupakan. Ada seseorang yang selalu merindukan kehadirannya. Merindukan gelak tawa dan sedu sedannya. Tak jarang gerimis membanjir di kelopak matanya yang kian keriput isarat kerinduan yang terbalas. Namun tak berani menyuarakan kerinduan yang menggebu pada si anak. Sebab khawatir, melodi kerinduannya akan mengganggu anak yang begitu disayanginya.
Walau kerap menjadi yang terlupakan, ketika si anak terpuruk, ibu orang pertama yang akan memberikan pertolongan. Ibu yang selalu siap menjadi pendengar setia dari cerita-cerita anaknya. Menjadi tempat mengadu sang anak dalam kondisi sulit maupun lapang.Â
Wajah tua milik seorang ibu senantiasa mampu menyembunyikan beban yang dimilikinya. Sehingga sang anak kerap tak menyadari persoalan yang yang sedang beliau hadapi. Hanya terfokus pada problem sendiri serta memohon kekuatan dan doa darinya.
Peran penting ibu kerap disadari setelah beliau tiada. Kita akan menyadari bahwa tak akan ada satu pun yang mampu menggantikan sosok ibu dalam kehidupan kita. Tak akan ada orang yang selalu bersedia melayani, menyayangi, menanggung berbagai kesulitan kita sebagaimana yang telah ibu lakukan untuk kita anaknya selama ini.
Oleh sebab itu, segera sadarilah peran penting ibu dalam hidup kita. Pahamilah curahan cinta dan kasih sayangnya yang tak ternilai pada anaknya. Jangan sampai terlembat. Jika ibu telah kembali ke pangkuan yang Maha Kuasa dan beristirahat dengan tenang di sana, maka segala penyesalan karena telah melupakan dan mengabaikannya akan sia-sia.
Siapa pun kita hari ini, patut mensyukuri jika ibu kita masih hidup. Rawatlah hubungan dengan wanita yang selama ini telah mempertaruhkan hidupnya untuk kita.Â
Persembahkan kehangatan dan perhatian di hari tuanya. Luangkan sejenak waktu kita untuk mendengar cerita-ceritanya. Dengarkan nasehatnya.Â
Jika nasehat yang diberikan oleh seorang ibu menurut kita kurang baik, tak perlu mendebatnya. Apalagi sampai beragumentasi hebat di hadapan orang yang telah banyak berkorban untuk kita anaknya.
Selalu perbaiki komunikasi dengan ibu. Selami cintanya. Pahami kasih sayangnya. Penuhi kebutuhannya. Perlakukan ibu dengan baik dan jangan pernah mengabaikannya.Â
Manjakan ia sebagaimana ia telah memanjakan kita sejak kita masih kecil. Jangan sekali-kali menyakiti hatinya apalagi membuat ia berderai air mata.Â
Suguhkan nuansa kebahagiaan padanya. Dengan begitu, Insya Allah kita akan dapat melangkah lebih tenang dalam hidup ini. Merasakan kebahagiaan yang hakiki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H