Setelah ribuan waktu
Merangkak, berjeripayah membawa sajak-sajakku yang terjajah
Dentuman pelor
Telah dulu sampai di halaman kertas
Seluruh kata-katanya dilibas
Dihajar habis-habisan bangunan baitku tanpa belas
Tapi doa menjelma rindu itu telah bertahan
Meski larik-lariknya telah diledakkan
Bagaimana malammu, Palestine ?
Masihkah berlang-lang derap langkah Zionis di puing-puing kelukur mu ?
Hari itu
Aku mendengar desing peluru telah menembus dadamu
Teriakan saudara-saudaramuu bergema
Meroket pilu di jiwaku
Lalu kaki-kaki mungil berlarian , menuju reruntuhan
Mencari jasad ayah dan ibunya yang lenyap karena ledakan
Duhai, Palestine
Bagaimana aku mengabarkan kisahmu ?
Dalam puisi- puisi dan sajak-sajakku yang terjajah ?
Deretan huruf memanggil namamu telah syahid
Maafkan aku
Rentetan rindu itu mungkin telah sampai
Namun tak sempat menemuimu
Tapi telah kukirim juga jutaan kata sebagai senjata
Di dadamu
Bertahanlah, sedikit lagi saja
Mereka akan segera sampai di kota mu
Membawamu pada kemenangan
yang sempurna.
Jumuah, 20 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H