Setelah ribuan waktu
Merangkak, berjeripayah membawa sajak-sajakku yang terjajah
Dentuman pelor
Telah dulu sampai di halaman kertas
Seluruh kata-katanya dilibas
Dihajar habis-habisan bangunan baitku tanpa belas
Tapi doa menjelma rindu itu telah bertahan
Meski larik-lariknya telah diledakkan
Bagaimana malammu, Palestine ?
Masihkah berlang-lang derap langkah Zionis di puing-puing kelukur mu ?
Hari itu
Aku mendengar desing peluru telah menembus dadamu
Teriakan saudara-saudaramuu bergema
Meroket pilu di jiwaku
Lalu kaki-kaki mungil berlarian , menuju reruntuhan
Mencari jasad ayah dan ibunya yang lenyap karena ledakan
Duhai, Palestine
Bagaimana aku mengabarkan kisahmu ?
Dalam puisi- puisi dan sajak-sajakku yang terjajah ?
Deretan huruf memanggil namamu telah syahid
Maafkan aku
Rentetan rindu itu mungkin telah sampai
Namun tak sempat menemuimu
Tapi telah kukirim juga jutaan kata sebagai senjata
Di dadamu