Memiliki anak yang baik tentunya harapan bagi semua orang tua, ketika harapan orang tua terwujud, maka hal tersebut merupakan capaian terbaik dari usaha orang tua mendapingi anak tersebut.
Dalam membentuk anak menjadi pribadi yang diharapkan, beberapa orang tua mungkin bertanya-tanya kapan waktu yang tepat mengajarkan anak untuk disiplin.
Terkadang orang tua membiarkan si kecil tumbuh dengan apa adanya beberapa waktu sambil menunggu waktu yang tepat, dengan alasan tidak tega memberikan peraturan kepada si kecil yang belum tahu apa-apa.
Ada orang tua yang memiliki anak balita yang belum bisa diajak bicara dan belum mengerti, terkadang menunda untuk mengajarkan anak dalam hal disiplin.Â
Jika ayah bunda menunda untuk mendisiplinkan anak sejak dini berarti ayah dan bunda sudah pasti akan mendapatkan risikonya di kemudian hari, dimana si kecil akan tumbuh menjadi bandel, saat dibawa kemana-mana anaknya tidak suka diatur. Dan risiko terburuknya, jika anak sudah beranjak dewasa, mereka tidak punya tanggung jawab pribadai, tidak tahu bagaimana menempatkan diri dalam kelompok orang.
Membentuk karakter anak, tugas orang tua perlu mengarahkan tingkah lakunya sedini mungkin, karena saat mendidik anak berarti kita membuat kebiasaan dan meninggalkan kenangan. Jadi tidak ada batasan terlalu cepat dalam mendisiplinkan anak.
Sebagai contoh bagaimana bunda mengarahkan tingkah laku anak usia 18 bulan, umur tersebut biasanya gigi si kecil sudah tumbuh.Â
Saat menyusu si kecil sering menggigit payudara bunda, biasanya para ibu mengatakan "jangan gigit, atau aduh sakit." Bunda bisa mengganti kalimat tersebut dengan mengarahkan anak dengan mengatakan "sayang, mau nyusu atau mau gigit? Anak baik, mimi yang benar ya..." Kemudian bunda bisa memberikan kembali ASI.Â
Jadi bunda perlu menyampaikan apa yang harus dilakukan anak dengan mengarahkan si kecil. Dalam mengarahkan si kecil harus dengan cara yang benar, baik, dan juga harus menyenangkan.
Anak-anak yang tidak diarahkan sejak kecil, biasanya mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak mempunyai batasan yang jelas, mereka tumbuh menjadi pribadi yang selalu cemas, takut, panik, dan tidak tahu harus berbuat apa.Â
Jadi sebetulnya ketika ayah dan bunda memberikan batasan atau arahan yang jelas sedini mungkin, berarti ayah dan bunda sudah menunjukan cinta kasih.Â
Jadi kalau ayah dan bunda sayang anak, sebaiknya sejak awal membentuk kebiasaan yang baik kepada si kecil. Dengan begitu, akan meninggalkan kenangan yang baik pula.Â
Jadi jangan sampai ayah dan bunda mendisiplinkan anak dengan kekerasan, memberikan hukuman yang terlalu banyak, dan kata-kata terlalu tajam. Memang hal tersebut bisa membentuk perilakuknya, tetapi perasaannya akan menjadi kenangan dan akan terus diingat.
Biasanya orang tua mendidik anak sesuai dengan apa yang didapatkan sejak mereka masih kecil, pengalaman masa lalunya yang akan kembali diterapkan dalam mendidik dan membesarkan anak mereka. Maka sudah bisa dipastikan bahwa kebiasaan tersebut akan terus berputar, dimana si kecil juga akan menerapkan hal yang sama kepada ayah bunda saat hari tua, dan juga akan menerapkan hal yang sama kepada anak-anaknya nanti.
Jika ayah dan bunda sudah terlanjur memperlakukan si kecil dengan kurang tepat, dan bingung bagaimana cara untuk mengembalikannya, maka ayah dan bunda perlu mengevaluasi apakah hal tersebut bisa diterapkan kembali untuk si kecil, dengan membuat kesepakatan bersama dalam memperbaiki pola asuh. Kemudian ayah bunda bisa meminta maaf dengan si kecil dengan menggunakan hati, bukan hanya sekadar basa-basi.Â
Selanjutnya berikan kesempatan kepada anak menyampaikan apa yang dia rasakan, saat si kecil berbicara ayah dan bunda harus mendengarkan sampai selesai dan tanpa memotong pembicaraannya, agar tidak menimbulkan masalah baru pada anak. jika sudah selesai, ayah dan bunda bisa meyampaikan alasan-alasannya.
Dalam mendidik anak usia golden age seharusnya anak tidak boleh dicubit, dipukul, dan tidak dengan kata-kata yang kasar. Jika memang, frekuensinya harus rendah. Maka mendidik anak perlu dengan komunikasi dan juga tingkah laku ayah bunda yang menyenangkan, halus, dan tidak dengan kekerasan, tapi harus tegas. Karena akan menjadi bekal bagi si kecil di masa depannya nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H