Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali Batas Perilaku Terhebatmu

28 Juli 2023   10:09 Diperbarui: 28 Juli 2023   10:21 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau berbicara tentang orang lain, kita harus menyadari bahwa pola pikir mereka sama kaya kamu. Pernah atau tidak kamu merasa jadi orang yang putus asa ketika ingin mendapatkan sesuatu. Jika kamu diminta sesuatu untuk mendoakan dirimu sendiri apa yang ingin kamu minta? Apa yang ingin kamu dapatkan dalam hidup kamu?

Ada seseorang yang masih muda dan menceritakan selalu mendapatkan pasangan yang salah, setiap kali dia menikah selalu mendapatkan suami yang mendidik anak-anaknya dengan pola pikir yang tidak bisa dibanggakan sebagai seorang Ayah. Selain itu pasangannya juga sering membuat hidupnya merasa tidak berguna, bukan hanya sekali tapi sudah dua kali menikah tapi selalu mendapatkan hal yang sama.

Kita juga mungkin sama seperti kisah di atas, bukan hanya jodoh, tapi soal apa pun. Kamu pernah bekerja, dan mendapatkan uang, tapi entah kenapa uang yang didapatkan itu, tidak seperti yang dibayangkan. Entah mungkin lebih sedikit atau uang yang sekali kamu dapatkan banyak tapi tidak terasa langsung habis begitu saja. Lalu kenapa dengan diri kita, kok hal tersebut bisa terjadi?

Kita harus tahu, semua yang dilakukan dalam hidup ini, prinsipnya itu sama, perlakukanlah sesuatu dalam hidup seperti kita melakukan derma atau donasi. Sudah kita ketahui bahwa memberikan derma akan menjadi super saat kita memberikan secara ikhlas.

Derma yang paling sempurna bukan dilihat dari jumlah dan keikhlasan semata, derma yang sempurna adalah ketika kita memberikan dengan cara yang benar. Jika kita memberikan derma dalam jumlah besar itu bagus, saat kita memberikan dengan ikhlas juga hebat, tapi kalu cara memberikan dengan cara yang salah, maaf itu tidak keren. Cara memberikan derma yang betul adalah ketika kita memberi, sesegera mungkin kita melupakan apa yang sudah diberikan kepada orang lain. Lalu bagaimana cara menggunakan derma ini untuk prinsip hidup yang lain?

Kita lihat yang pertama tentang jodoh, pernah atau tidak dalam menjalin hubungan kamu hampir memberikan segalanya untuk orang yang kamu cinta tapi seseorang yang kamu cinta itu malah pergi, entah itu pacar atau sama orang yang sudah kamu nikahi. Rasanya banyak orang mengalami hal ini. Kalau kamu memberikan segalanya pada seseorang atas nama cinta, menurut kamu hal tersebut derma atau bukan? Mungkin diantara kamu menjawab hal tersebut adalah derma. Ingat prinsip derma tujuannya untuk membangun orang lain, misalanya orang yang lapar bisa makan, orang yang tidak punya baju dan kedinginan menjadi punya baju jadi tidak kedinginan. Bukan malah membuat orang yang kita tolong jadi tambah susah.

Lihat dalam diri kita sendiri, kita berjuang atas nama cinta untuk berbagi tapi kita lupa semua itu ada batasannya, jangan sampai apa yang kita bagi membuat dia malah jadi orang jahat, jangan sampai apa yang kita bagi malah membuat dia menganggap kita seperti barang, bukan seperti manusia. Itu namanya bukan derma, tapi sesuatu yag malah membuat kita tambah susah.

Bagaimana prinsip derma yang bisa kita praktikan dalam hal rezeki atau uang, ketika kita bicara tentang uang, biasanya kepada siapa kamu mengeluarkan uang kamu? Kita paling sering memberikan uang kepada manusia, yang namanya hawa nafsu. Mungkin ada yang bertanya, "dengan memenuhi hawa nafsu kan dapat membuat saya bahagia," benar kita boleh mengeluarkan uang yang bikin kita bahagia, tapi balik lagi ke prinsip tadi, tujuan memberikan derma untuk sesuatu yang lebih baik, kalau hawa nafsu kita kasih makan terus pakai uang dan selalu menghabiskan uang kita, apakah akan menjadi berguna atau tidak?

kita perlu memperbaiki cara kita berbagi apa pun kepada orang lain baik itu cinta kasih, pertolongan, ilmu pengetahuan dan lain-lain yang kita anggap itu sebagai derma. Saat kita berbagi langsung seketika kita lupakan. Tapi kita perlu ingat bahwa kehidupan ada batasnya, kita tidak perlu memberikan semua hal sampai akhirnya kita lupa bahwa kehidupan ini ada batasnya, nah itu yang membuat kita jadi orang yang selalu dimanfaatkan melulu, terkadang membuat kita harus kehilangan, selalu dimanfaatkan oleh orang lain, bahkan kita selalu dijahatin karena kebaikan kita. Masalah uang, kita terlalu lugu menghabiskan uang untuk membeli barang yang sebenarnya kita tidak butuh. Jadi jangan pernah kita terkesima dengan yang namanya manusia-manusia baik di luar sana, karena setiap manusia yang baik sekalipun, kalau kita tidak memasang batas kehidupan dengan benar, dia bisa membuat kita menjadi lupa untuk memberi batas kebaikan kita supaya bablas sama dia.

Batas kehidupan kita adalah, ketika kita berbuat baik sama orang lain, ketika kita berbuat baik dengan diri sendiri dengan apa pun yang kita punya, ada atau tidak efek samping yang membuat kita menderita, kalau ada berarti kita sudah kebablasan, maka kita harus segera berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun