Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Alasan Utama Kenapa Kamu Selalu Menginginkan Barang Baru

22 Juni 2023   06:40 Diperbarui: 22 Juni 2023   08:26 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mengenali stimulus dibutuhkan variasi atau perubahan. Karena itu kita sering merasa tidak lagi bahagia setelah memiliki suatu benda selama beberapa waktu. Benda itu memang diinginkan pada awalnya, namun kita lantas menjadi terbiasa, dan benak kita pun tidak melihat adanya variasi. Stimulus kehilangan kebaruaanya, dan benda itu pun menjadi bagian dari hidup sehari-hari yang tidak kita hargai. Tanpa variasi, perasaan jemu dan bosan akan timbul.

Efek jemu ini sangat kuat dan bisa meracuni segala hal. Pakaian yang sebelumnya kita lihat di sebuah butik dan kita idamkan, belakangan terlihat sama sekali tidak menarik sehingga kita pun mengeluh tidak punya baju. 

Seorang anak yang menerima cincin mainan atau mobil mainan dengan harga 50 ribu rupiah, lalu 300 ribu rupiah, lalu cincin khusus buatan seorang ahli. Sementara mobil mainan berubah menjadi mobil sungguhan setelah si anak dewasa, lalu mobil mewah, kemudia garasi berisi deretan mobil mewah. 

Para orang kaya yang sudah punya begitu banyak barang namun terus saja nembeli barang baru. Seperti kita, mereka juga bisa bosan terus-menerus melihat barang yang sama, meski dimata orang biasa itu terlihat indah.

Salah satu implikasi pelik dari pola rasa jemu dimana perasaan tersebut hanya mempengaruhi orang yang bersangkutan. Bagi  yang mengamati, tidak ada masalah pada cincin seharga 50 ribu rupiah dan mobil biasa, pemiliknyalah yang bosan. Mengapa begitu? Sebab variasi stimulus hanya bisa dirasakan oleh yang bersangkutan.

Secara umum, kita merasa terbiasa dengan stimulus baru dalam jangka waktu yang luar biasa cepat. Mungkin kamu pernah mengalami sebuah prestasi yang bergensi dan dirayakan dengan meriah disebuah acara khusus, tapi mungkin selang beberapa jam kedepan setelah merayakan kemenangan mungkin kegembiraanmu pudar, dan tinggal rasa hampa.

Sama halnya juga dengan cincin seharga 10 ribu rupiah, 50 ribu rupiah  dan 300 ribu rupiah membawa rasa senang yang sebetulnya sama saja. Kita tidak akan menjadi lima kali lebih bahagia saat mendapatkan cincin seharga 500 ribu rupiah dibandingkan cincin seharga 50 ribu rupiah senyuman kita tidak akan menjadi lima kali lebih lebar, atau kita akan menjadi bahagia lima kali lebih lama. Harga suatu barang bisa saja terbatas, tapi emosi kita punya batas.

Jika nilai barang mahal benar-benar membawa kita kegembiraan lima kali lebih lama dari nilai barang yang mudah dijangkau, maka uang dan benda akan membawa kita bahagia selamanya. Nyatanya sekaya apapun kita, seberapapun banyaknya barang yang kita miliki, rasa senang kita tidak jauh berbeda dengan apa yang kita rasakan saat ini. 

Menjadi kaya bukan berarti kita akan mendapatkan bonus istimewa, mempunyai waktu 25 jam dalam sehari. Kaya atau miskin kita semua adalah manusai biasa yang menumpang di bumi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun