Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjadi Minimalis, Bagaimana Rasanya?

2 Juni 2023   12:15 Diperbarui: 3 Juni 2023   11:15 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pengalaman ini saya memutuskan untuk menyingkirkan barang yang tidak digunakan, hanya memilih barang yang benar-benar saya butuhkan. 

Proses berpisah dengan barang awalnya memang sulit karena harus berpisah dengan barang kesukaan saya. Pada akhirnya, saya mengambil tindakan dan mengarah kepada kebahagaiaan. 

Saya mulai mensortir semua barang yang benar-benar saya butuhkan. Sisanya saya berikan kepada orang yang membutuhkan, sebagian saya buang. Saya jadi teringat pada sebuah kalimat yang mengatakan "lebih baik menyesal karena melakukan sesuatu, ketimbang menyesal karena tidak melakukan apa-apa." 

Saya mendefinisikan kalimat ini bahwa, jika saya tidak mengambil tindakan menjadi minimalis, maka saya tidak akan merasakan efek kebahagiaan dari menjalani hidup minimalis.

Setelah memiliki jumlah barang yang relatif sedikit hidup saya jauh lebih mudah, saya menjalani hari-hari jauh lebih semangat dimana saya menjadi pribadi yang jauh lebih rajin. 

Saat pagi hari hendak bekerja saya tidak lagi menghabiskan waktu untuk membongkar pakaian milik saya untuk menemukan pakaian kesukaan saya, karena memang jumlah pakaian yang saya punya sedikit dan semuanya saya suka.

Saya langgung mencuci peralatan dapur sehabis menggunakan, sering saya mencuci pakaian pada pagi hari dengan baik dan penuh hati-hati sebelum ke tempat kerja. Membersihkan tempat tinggal jauh lebih muda karena saya tidak mempunyai banyak barang yang menjadi penghalang untuk berberes.

Dengan memiliki barang yang sedikit, saya tidak lagi membandingkan diri dengan orang lain. Saya merasa bersyukur atas apa yang saya punya, rasa tamak untuk memiliki barang baru seketika hilang. 

Biaya hidup malah lebih rendah. Memiliki sedikit barang saya sangat terbantu katika saat bepergian, saya tidak direpotkan lagi oleh barang. Ketika ingin membeli sesuatu yang baru berarti saya harus mengeluarkan barang yang lama entah itu karena sudah bosan ataupun barang tersebut rusak. 

Memiliki barang yang sedikit pikiran jauh lebih tenang ketika meninggalkan tempat tinggal dalam waktu yang lama karena barang yang saya tinggalkan bukanlah barang yang berharga, jika suatu ketika barang tersebut hilang bagi saya tidak menjadi suatu masalah yang besar karena saya bisa menggantinya kembali dengan mudah dan dimana saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun