Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjadi Minimalis, Bagaimana Rasanya?

2 Juni 2023   12:15 Diperbarui: 3 Juni 2023   11:15 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merapikan pakaian, ilustrasi decluttering atau menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak dibutuhkan sebagai bagian dari gaya hidup minimalis.  (Sumber: Shutterstock/Andrey_Popov via kompas.com) 

Hidup adalah pilihan, orang bebas menjalani hidup sesuai dengan pilihan masing-masing. Terlepas dari pilihan tersebut tentunya orang ingin menjalani sisa hidupnya dengan bahagia. Masing-masing orang mengekspresikan bahagia dengan cara yang berbeda-beda. 

Jika kita melihat dengan saksama pada umumnya orang merasa bahagia karena memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Memang benar, ketika kita berhasil mendapatkan barang yang kita impikan akan membuat kita bahagia. 

Namun kebahagiaan itu akan pudar seiring berjalannya waktu, barang tersebut akan menjadi barang biasa seperti barang yang lain, lalu mendadak kita merasa butuh untuk kembali menambah barang baru. 

Hal tersebut terjadi berulang-ulang hingga ruang peyimpanan menjadi penuh bahkan kita sendiri bingung untuk menyimpan barang-barang tersebut. 

Namun tidak jarang juga kita menemukan orang dalam kesederhanaan memiliki jumlah barang yang sedikit dan multi fungsi dan menjalani hidup dengan baik seperti orang lain.

Minimalis adalah orang dengan gaya hidup yang sederhana, mereka yang mempunyai konsep hidup minimalis  biasanya hanya memiliki barang-barang yang benar-benar mereka butuhkan. 

Mereka yang memilih menjalani hidup minimalis tidak membeli sesuatu karena suka, karena murah, ataupun karena ada diskon. Tapi mereka membeli barang karena benar-benar dibutuhkan.

Minimalisme bukanlah sesuatu yang saya jalani sejak  dahulu. Sebelumnya, saya malah membeli banyak barang karena yakin bahwa segala sesuatu yang saya miliki akan meningkatkan harga  diri yang tentunya memberikan hidup yang lebih bahagia. 

Dengan konsep bahagia yang saya punya saya terus menambah barang ketika saat gajian, barang yang akan saya beli tersebut semuanya sudah terdaftar dalam benak jauh hari sebelum gajian. 

Ketika saya mendapatkan apa yang saya inginkan, memang benar saat itu juga saya merasa hidup lebih berwarna, biasanya saya selalu tersenyum melihat atau mengingat kembali barang baru miliki saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun