Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Mengelolah Sikap Marah

24 Maret 2023   13:24 Diperbarui: 24 Maret 2023   13:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

kita hadir di dunia ini melakukan rutinitas sehari-hari, berjuang keras untuk kehidupan itu sendiri dan juga untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. 

Saya yakin keingingan itu datang tentunya dengan usaha jerih paya yang lelah, sebagaian orang terus mencari keinginan itu sendiri ibaratnya  keinginan itu ada di suat tempat yang susah didapatkan oleh semua orang dan kita merasa semua orang sedang berlomba untuk menjadi juara atas keinginan itu. Hal ini terus berlanjut, sampai kita sendiri menyerah karena  lelah.

kamu sebagai sahabat saya yang membaca tulisan ini walaupun kita belum pernah ketemu sama sekali di dunia nyata tapi saya bisa tahu apa yang kamu cari, diri kamu adalah orang yang capek dan lelah mencari apa yang membuat kamu bahagia, dan selama ini kamu bingung kemana harus mencari kebahagiaan.

Kebagaiaan itu sendiri bersumber dari ketenangan dalam diri kamu sendiri, serta memaafkan dirimu sendiri. Diri kamu akan menjadi tenang dan bahagia kalau diri kamu bisa berhubungan erat dengan penciptamu sendiri, semua orang pasti tahu cara menjalin hubungan baik dengan Tuhan yaitu dengan beribadah, namun tidak sedikit orang yang rajin beribadah  tapi merasa tidak bahagia. 

Lalu orang kemudia mulai meninggalkan ibadah karena merasa diri kotor, merasa diri sudah melakukan banyak perbuatan salah, mengutuk diri sendiri kemudian hilang harapan. Ok bagus, kamu sudah sadar. Terus kenapa tidak mau beribadah? lantas dalam diri kamu berkata saya tidak yakin saya sudah diampuni Tuhan.

Maka dari itu kita harus memandang Tuhan dengan sisi yang paling benar, kita semua percaya bahwa Tuhan itu maha pengasih dan maha penyanyang dan kita pun percaya bahwa Tuhan itu maha bijaksana lagi maha pengampun. 

Kalau kita punya salah minta ampun sama Tuhan dan kemudian kita perbaiki sifat kita, ya sudah selesai. Seharusnya begitu cara kita memandang Tuhan dengan karekter dari Tuhan itu sendiri.

Kita juga yakin bahwa Tuhan itu maha pemberi rezeki, ok bagus tapi kenapa mentok dimulut saja, kenapa kita masih mengemis sama orang kalau kita yakin Tuhan itu maha pemberi rezeki. Ya memang kita harus berusaha, tapi usaha bukan dengan mengemis. 

Memang rezeki itu tidak turun sendiri dari langit, rejeki juga tidak harus turun dari langit. Rejeki itu bisa datang dari sudut manapun yang tidak bisa diduga.

Tapi sebelumnya kita minta dulu sama pencipta kita, katanya kita yakin Tuhan itu maha pemberi rejeki kanapa mintanya ke orang dulu sebelum kita Tuhan, aneh kan? ketika orangnya tidak kasih baliknya ke Tuhan, jangan terbalik.

Kalau pencipta kita saja maha pengasih dan penyayang kenapa kita sebagai ciptaannya sering marah sama ciptaan Tuhan yang lain hanya karena masalah sepele. 

Pertanyaanya apakah kita pernah disakiti orang? jawabanya pernah, bahkan sering. Lalu apakah ada gunanya ketika kita marah sama orang lain? apakah dengan marahnya kita, dia bisa berubah? apakah dengan  kita mengutuk kepada dia, dia bisa berubah? jawabanya tidak bisa,tidak akan bisa orang berubah karena marahnya kita, yang bisa adalah orang itu mengubah dirinya sendiri kalau dia mau, bukan karena marahnya kita, bukan karena emosi kita.

Pertanyaan berikutnya "capai atau tidak marah-marah terus? ngomel-ngomel terus? Capek.... marah sama mantan, marah sama teman, marah sama bawahan, marah sama orang di jalan  buat apa? tidak ada gunanya." Kita semua percaya bahwa Tuhan kita maha pengasih lagi maha penyayang, kita yang diciptakan harusnya kita meniru karakter Tuhan kita, bukannya marah-marah sendiri tidak ada gunanya juga.

Si pemarah akan selalu kalah dengan si tenang, orang marah enaknya cuman sebentar tapi ruginya lebih besar. Coba lihat hidup kamu sendiri kapan terakhir kali marah menguntungkan Anda? Kalaupun ada jumlahkan sama yang tidak untungnya banyakan mana? Mungkin kamu, ada yang setuju dengan saya banyak yang tidak untungnya, kalaupun tidak ada untungnya buat apa marah-marah? Capek... Bukan berarti kita tidak boleh marah, kita bisa marah tapi bukan marah-marah terus. Minta petunjuk sama Tuhan "saya harus kemana, saya harus melakukan apa sama orang ini, terus minta petunjuk kepada TuhanMU bukan sama saya, bukan sama orang-orang yang seperti saya. Karena sesungguhnya marah itu akan mengubur dirimu sendiri.

Dari apa yang kamu baca di atas, seharusnya kamu sudah bisa berubah dengan sudut pandang baru bagaimana cara memandang Tuhan, rasanya lebih tenang dan damai karena apa yang kita andalkan itu bukan manusia tapi pencipta kita yang betul-betul sebenarnya baik sama kamu. Semoga bisa menjadi lebih baik bukan hanya untuk orang lain tapi baik untuk dirimu sendiri dan hidupmu supaya batinmu jadi tenang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun